tag:blogger.com,1999:blog-67056096954288238412024-03-05T13:20:18.108-08:00Endy Education ProgramsEndy Nugrohohttp://www.blogger.com/profile/13326727034536074246noreply@blogger.comBlogger56125tag:blogger.com,1999:blog-6705609695428823841.post-84190539482487433552017-12-30T04:21:00.001-08:002017-12-30T04:21:30.855-08:00JANGAN BERSEDIH<p dir="ltr">Ada seorang yang bersedih karena di tinggalkan seseorang</p>
<p dir="ltr">Namun dia lupa, bahwa dia pun akan membuat orang lain juga bersedih. Karena suatu saat dia akan pergi juga. </p>
<p dir="ltr">Bukanlah kesedihan yang menjadi masalah, karena kesedihan hanyalah salah satu suasana hati yang nantinya akan bisa berubah. </p>
<p dir="ltr">Namun ,yang menjadi masalah adalah kenangan apa yg akan kau tinggalkan?? </p>
<p dir="ltr">Buatlah sebuah kenangan indah yang membuat orang lain kuat dan tersenyum.</p>
<p dir="ltr">Buatlah kisah penuh kesan yang membuat orang lain selalu ambil manfaat di dalamnya</p>
<p dir="ltr">Buatlah hasil karya yang indah seolah pahatan terukir di hati setiap insan. </p>
<p dir="ltr">Senyum dan berbuat baiklah setiap bertemu dengan manusia, walau mereka berusaha mengecewakanmu. </p>
<p dir="ltr">Sapa dan pelukalah setiap sahabatmu.</p>
<p dir="ltr">Tidaklah sebuah kebaikan berbalas kejahatan, melainakan sebuah kebaikan akan selalu mendatangkan kebaikan yang serupa atau bahkan lebih dari itu. </p>
<p dir="ltr">Salam KOPLAKpreneur</p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj03Ws8rFat34zIEkKrgt-DEmiB0fnrF1Nx9fIgK3ogJDOqlJC1I1Eny2AcRq8u5-LTn4Gdk1i1PRvHaBlN88FkVYHrVjJI7EYMPBG1Z_8DEEqdXACWDXQyQ4lsPIdlCu1tcort4ze47Ws/s1600/textgram_1514504760.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj03Ws8rFat34zIEkKrgt-DEmiB0fnrF1Nx9fIgK3ogJDOqlJC1I1Eny2AcRq8u5-LTn4Gdk1i1PRvHaBlN88FkVYHrVjJI7EYMPBG1Z_8DEEqdXACWDXQyQ4lsPIdlCu1tcort4ze47Ws/s640/textgram_1514504760.png"> </a> </div>Endy Nugrohohttp://www.blogger.com/profile/13326727034536074246noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6705609695428823841.post-78543734315052069452017-12-30T04:19:00.001-08:002017-12-30T04:19:56.089-08:00BERHASIL ATAU GAGAL?? <p dir="ltr">Keberhasilan dengan kegagalan sangat tipis perbedaanya</p>
<p dir="ltr">Orang-orang yang berhasil selalu action walau belum di ketahui apa hasil dari action tsb</p>
<p dir="ltr">Sedang orang gagal selalu menunda-nunda untuk action, dan selalu di selimuti kekhawatiran</p>
<p dir="ltr">Jika ingin tau apakah anda akan bakal closing,  maka segera lakukan promosi.  Jangan menunggu nanti dan tapi, jangan menunda hanya karena ragu-ragu takut di tolak. </p>
<p dir="ltr">Akan tau rasanya manis mangga jika anda mengicipinya. </p>
<p dir="ltr">Akan tau panasnya cilok jika anda mau menyentuhnya. </p>
<p dir="ltr">Memang kita harus action,  walau action tsb sangat kecil di lihat.  </p>
<p dir="ltr">Tapi lihatlah efeknya. </p>
<p dir="ltr">Seperti halnya dengan bola salju, awalnya dia kecil.  Karena mau action menggelinding walau 1 centi meter, namun setelah di lakukan berulang kali dia akan menjadi bola salju yang besar. </p>
<p dir="ltr">Action kita hanya :<br>
- posting status<br>
- interaksi<br>
- menimba ilmu<br>
- mempraktekkan ilmu</p>
<p dir="ltr">Sederhana kan?? </p>
<p dir="ltr">Namun bnyak yang mengabaikan. </p>
<p dir="ltr">Kapan lagi mau action?? </p>
<p dir="ltr">Sekarang lakukan. </p>
<p dir="ltr">Salam KOPLAKpreneur</p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF7k2rcsljxE_55hPkF-sLiXqcIqZ36zO1NR3mkglVHam5jUpl6EKhkTrSC39J6Jl9VJY0cOfK-kYOv9wc8_gNbogTYOTvNyTkcNm38g6-AsqEp5BIWXQxr9LIH2ZVHEVr2ah-0o-5woA/s1600/textgram_1514557747.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF7k2rcsljxE_55hPkF-sLiXqcIqZ36zO1NR3mkglVHam5jUpl6EKhkTrSC39J6Jl9VJY0cOfK-kYOv9wc8_gNbogTYOTvNyTkcNm38g6-AsqEp5BIWXQxr9LIH2ZVHEVr2ah-0o-5woA/s640/textgram_1514557747.png"> </a> </div>Endy Nugrohohttp://www.blogger.com/profile/13326727034536074246noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6705609695428823841.post-80198602888140988642017-12-30T04:15:00.001-08:002017-12-30T04:15:49.869-08:00JADILAH SEPERTI JEMBATAN<p dir="ltr">Pesan ibu kepada saya :</p>
<p dir="ltr">Jadilah seperti jembatan yang kokoh, siap menjadi pijakan banyak orang. </p>
<p dir="ltr">Menghubungkan antara yang saling berselisih, menyambungkan dua tempat yang berjauhan. </p>
<p dir="ltr">Menjadi perantara sebuah kebaikan, menjadi wasilah untuk menuju kebahagiaan. </p>
<p dir="ltr">Menyambungkan silaturahmi dari dua orang yang berselisih.</p>
<p dir="ltr">Menjadikan oranglain mendapat saudara baru. </p>
<p dir="ltr">Jadilah seperti jembatan. </p>
<p dir="ltr">Tak mengharapkan balasan</p>
<p dir="ltr">Tak mengharapkan pujian</p>
<p dir="ltr">Walau selalu jadi pijakan. </p>
<p dir="ltr">Salam KOPLAKpreneur</p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfoF7X92hIyfJFjmaqTdqATa-zdseJpinRoxgw8U6cJd-_iqVtDsadUB6LL5jhvsg9tZvMhBBEuukV7_3pIerZaSPYVsGJQ28reTEu26tm1VLAJc26tGcvAO1zkT8raR8PvfCa__DVUFM/s1600/textgram_1514590880.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfoF7X92hIyfJFjmaqTdqATa-zdseJpinRoxgw8U6cJd-_iqVtDsadUB6LL5jhvsg9tZvMhBBEuukV7_3pIerZaSPYVsGJQ28reTEu26tm1VLAJc26tGcvAO1zkT8raR8PvfCa__DVUFM/s640/textgram_1514590880.png"> </a> </div>Endy Nugrohohttp://www.blogger.com/profile/13326727034536074246noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6705609695428823841.post-91237910603931663132017-12-30T04:14:00.001-08:002017-12-30T04:14:13.301-08:00MOVE ON<p dir="ltr">Melupakan masa lalu memang sulit. </p>
<p dir="ltr">Hal ini tidak bisa dilakukan dengan mudah, pasti ada proses yang harus di lewati. </p>
<p dir="ltr">Seperti sudah menjadi bagian penting dalam hidup seseorang, masa lalu sepahit apapun akan tetap dikenang. Dan akan selalu membekas dalam ingatan. </p>
<p dir="ltr">Walau sekuat apapun itu engkau mencoba. </p>
<p dir="ltr"> Meskipun demikian, orang yang bisa menyikapi adanya masa lalu kelam bisa mendapatkan kesuksesan yang tak terduga, karena masa lalu adalah bahan bakar yang siap menyala dan membakar. </p>
<p dir="ltr">Jangan salah kira, seburuk-buruknya manusia, dia memiliki kesempatan untuk berubah lebih baik selama nafas masih berhembus. </p>
<p dir="ltr">Dan tentunya perubahan itu tidak semudah membalik telapak tangan. </p>
<p dir="ltr">Untuk itulah, apabila kamu memiliki masa lalu yang buruk, tak perlu berusaha untuk menghapusnya agar bisa mendapatkan masa depan cerah. </p>
<p dir="ltr">Cukup jadikan pelajaran dan nyalakan api agar membakar bahan bakar masalalu yang menyakitkan itu. </p>
<p dir="ltr">Namun jika engkau berusaha melupakan hal tersebut jutru akan membuat langkahmu semakin berat karena kamu melakukan hal yang sulit untuk dilakukan. </p>
<p dir="ltr">Berbeda jika kamu menjadikan masa lalu sebagai penyemangat/bahan bakar untuk bisa berubah menjadi lebih baik.</p>
<p dir="ltr">Salam KOPLAKpreneur</p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgg6tsR5ZWcjjhruVsjtVLuS-S0tRepbwGuBJlE-ePX_i5i_ljoUQhEvyMEHj61g_TUENuLx_9oRK_stoGBwbF3us4kjlTVSwBZ3kUSUcMlnnB7piqWFItJ18zDCE4CASj4_Q83HsBlqG8/s1600/textgram_1514628226.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgg6tsR5ZWcjjhruVsjtVLuS-S0tRepbwGuBJlE-ePX_i5i_ljoUQhEvyMEHj61g_TUENuLx_9oRK_stoGBwbF3us4kjlTVSwBZ3kUSUcMlnnB7piqWFItJ18zDCE4CASj4_Q83HsBlqG8/s640/textgram_1514628226.png"> </a> </div>Endy Nugrohohttp://www.blogger.com/profile/13326727034536074246noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6705609695428823841.post-51992547904097849642011-06-21T05:47:00.000-07:002011-06-21T05:47:48.985-07:007 Langkah mudah membuat Media Pembelajaran<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div align="justify">Apa saja 7 langkah mudah mengembangkan multimedia pembelajaran itu? Penjelasan lengkap ada di bawah.</div><div align="justify"><strong>1. TENTUKAN JENIS MULTIMEDIA PEMBELAJARAN</strong></div><div align="justify">Perhatikan dengan benar, yang akan kita buat itu apakah alat bantu kita untuk mengajar (presentasi) ke siswa atau kita arahkan untuk bisa dibawa pulang siswa alias untuk belajar mandiri di rumah atau sekolah. Jenis multimedia pembelajaran menurut kegunannya ada dua:</div><ol><li> <div><strong>Multimedia Presentasi Pembelajaran</strong>: Alat bantu guru dalam proses pembelajaran di kelas dan tidak menggantikan guru secara keseluruhan. Berupa pointer-pointer materi yang disajikan (<em>explicit knowledge</em>) dan bisa saja ditambahi dengan <em>multimedia linear</em> berupa film dan video untuk memperkuat pemahaman siswa. Dapat dikembangkan dengan software presentasi seperti: <em>OpenOffice Impress, Microsoft PowerPoint</em>, dsb.</div></li>
<li> <div><strong>Multimedia Pembelajaran Mandiri</strong>: Software pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh siswa secara mandiri alias tanpa bantuan guru. Multimedia pembelajaran mandiri harus dapat memadukan <em>explicit knowledge</em> (pengetahuan tertulis yang ada di buku, artikel, dsb) dan <em>tacit knowledge</em> (know how, rule of thumb, pengalaman guru). Tentu karena menggantikan guru, harus ada fitur assesment untuk latihan, ujian dan simulasi termasuk tahapan pemecahan masalahnya. Untuk level yang kompleks dapat menggunakan software semacam <em>Macromedia Authorware</em> atau <em>Adobe Flash</em>. Sayangnya saya masih belum bisa nemukan yang selevel dengan itu untuk <em>opensource</em>-nya.<em> </em>Kita juga bisa menggunakan software yang mudah seperti <em>OpenOffice Impress</em> atau <em>Microsoft PowerPoint</em>, asal kita mau jeli dan cerdas memanfaatkan berbagai efek animasi dan fitur yang ada di kedua software terebut.</div></li>
</ol><div align="justify"><strong>2. TENTUKAN TEMA MATERI AJAR</strong></div><div align="justify">Ambil tema bahan ajar yang menurut kita sangat membantu meningkatkan pemahaman ke siswa dan menarik bila kita gunakan multimedia. Ingat bahwa tujuan utama kita membuat multimedia pembelajaran adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa. Jangan terjebak ke memindahkan buku ke media digital, karena ini malah mempersulit siswa. Ketika guru biologi ingin menggambarkan sebuah jenis tumbuhan supaya bisa dipahami siswa, dan itu sulit ternyata dilakukan (karena guru tidak bisa nggambar di komputer, dsb), maka ya jangan dilakukan <img alt=";)" class="wp-smiley" src="http://romisatriawahono.net/wp-includes/images/smilies/icon_wink.gif" /> Alangkah lebih baik apabila pohon tersebut dibawa saja langsung ke depan kelas. Ini salah satu contoh bagaimana media pembelajaran itu sebenarnya tidak harus dengan teknologi informasi. Dalam sertifikasi guru, pemanfaatan media pembelajaran seperti pohon itu, atau kecoak dikeringkan, dsb tetap mendapatkan poin penilaian yang signifikan.</div><div align="justify"><strong>3. SUSUN ALUR CERITA (STORYBOARD)</strong></div><div align="justify"><img align="right" alt="storyboard.gif" hspace="5" src="http://romisatriawahono.net/wp-content/uploads/2008/03/storyboard.gif" />Susun alur cerita atau <em>storyboard</em> yang memberi gambaran seperti apa materi ajar akan disampaikan. Jangan beranggapan bahwa <em>storyboard</em> itu hal yang susah, bahkan point-point saja asalkan bisa memberi desain besar bagaimana materi diajarkan sudah lebih dari cukup. Cara membuatnya juga cukup dengan software pengolah kata maupun <em>spreadsheet</em> yang kita kuasai, tidak perlu muluk-muluk menggunakan aplikasi pembuat <em>storyboard</em> professional. Untuk storyboard sederhana, saya berikan contoh karya pak ismudji dari SMA Bontang, Kaltim (ismudji-storyboard.pdf). Sedangkan yang agak kompleks, bisa dilihat dari yang dibuat teman-teman di Brainmatics dan IlmuKomputer.Com untuk konten Rekayasa Perangkat Lunak (rpl-storyboard.pdf)</div><div align="justify"><strong>4. MULAI BUAT SEKARANG JUGA!</strong></div><div align="justify"><img align="left" alt="ppt-termodinamika.gif" hspace="5" src="http://romisatriawahono.net/wp-content/uploads/2008/03/ppt-termodinamika.gif" />Jangan menunda atau mengulur waktu lagi, buat sekarang juga! Siapkan <em>Openoffice Impress</em> atau <em>Microsoft PowerPoint</em> anda. Mulai buat slide pertama, isikan bahan ajar yang ingin anda multimedia-kan. Terus masukkan bahan ajar anda di slide slide berikutnya, mulai mainkan image, link dengan gambar, suara dan video yang bisa kita peroleh dengan gampang di Internet. Bisa juga memanfaatkan situs howstuffworks.com untuk mencari ide <img alt=")" class="wp-smiley" src="http://romisatriawahono.net/wp-includes/images/smilies/icon_smile.gif" /> Jangan lupa juga bahwa banyak pemenang-pemenang lomba pengembangan multimedia pembelajaran yang hanya bermodal <em>Openoffice Impress</em> atau <em>PowerPoint</em> sudah cukup membuat karya yang berkualitas tinggi. Gambar disamping saya ambil dari karya pak Teopilus Malatuni, guru SMAN 1 Kaimana Papua Barat yang dibuat dengan tool sederhana, bisa mendapatkan skor signifikan di lomba dikmenum tahun 2007. Kuncinya adalah tekun, sabar dan pantang menyerah. Tidak ada ilmu pengetahuan yang bisa didapat secara instan, semua melewati proses panjang.</div><div align="justify"><strong>5. GUNAKAN TEKNIK ATM</strong></div><div align="justify"><img align="right" alt="termodinamika.gif" hspace="5" src="http://romisatriawahono.net/wp-content/uploads/2008/03/termodinamika.gif" />Terapkan metode <strong>ATM</strong> (<em>Amati, Tiru dan Modifikasi</em>). Usahakan sering melihat contoh-contoh yang sudah ada untuk membangkitkan ide. Gunakan logo, icon dan image yang tersedia secara default. Apabila masih kurang puas:</div><ul><li> <div>Cari dari berbagai sumber</div></li>
<li> <div>Buat sendiri apabila mampu</div></li>
</ul><div align="justify">Saya berikan contoh bagaimana perdjoeangan mas Heru Suseno, guru fisika dari SMA Negeri 2 Madiun. Mas Heru ini dengan seriusnya menerapkan <strong>ATM</strong> dengan mencoba meniru tampilan <em>Microsoft Encarta</em> di tahun 2006. Tahun 2007 beliau sudah berhasil memperbaiki dan memodifikasi karya untuk selevel Encarta, tapi sudah tidak nyontek Encarta lagi <img alt=")" class="wp-smiley" src="http://romisatriawahono.net/wp-includes/images/smilies/icon_smile.gif" /></div><div align="justify"><strong>6. TETAPKAN TARGET</strong></div><div align="justify">Jaga keseriusan proses belajar dengan membuat target pribadi, misalnya untuk mengikuti lomba, memenangkan award, menyiapkan produk untuk dijual, atau deadline jadwal mengajar di kelas. Target perlu supaya proses belajar membuat multimedia pembelajaran terjaga dan bisa berjalan secara kontinyu alias tidak putus di tengah jalan. Untuk lomba dan award, paling tidak di Indonesia ada berbagai event nasional yang bisa kita jadikan target. Balai pengembangan multimedia dan dinas pendidikan nasional di berbagai daerah saat ini saya lihat mulai marak menyelenggarakan berbagai event lomba di tingkat lokal.</div><ul><li> <div>Teacher Innovation (Microsoft): Sekitar Mei</div></li>
<li> <div>Lomba Pembuatan Multimedia Pembelajaran (Dikmenum): Sekitar Oktober</div></li>
<li> <div>eLearning Award (Pustekkom): Sekitar September</div></li>
<li> <div>Game Technology Competition (BPKLN): Setahun 3-4 kali di berbagai universitas</div></li>
<li> <div>dsb</div></li>
</ul><div align="justify"><strong>7. INGAT TERUS TIGA RESEP DARI <em>SUCCESS STORY</em></strong></div><div align="justify">Dari pengalaman menjadi juri lomba di berbagai event, saya lihat kesuksesan bapak ibu guru dalam mengembangkan multimedia pembelajaran bukan dari kelengkapan infrastruktur atau berlimpahnya budget yang dimiliki, tapi justru dari ketiga hal ini:</div><ol><li>Berani mencoba dan mencoba lagi</li>
<li>Belajar mandiri (otodidak) dari buku-buku yang ada (perlu investasi membeli buku)</li>
<li>Tekun dan tidak menyerah meskipun peralatan terbatas</li>
</ol><div align="justify"><img align="right" alt="gamelan.gif" hspace="5" src="http://romisatriawahono.net/wp-content/uploads/2008/03/gamelan.gif" />Saya berikan contoh bagaimana pak Joko Triyono, guru kesenian dari SMA prembun berdjoeang sampai akhirnya menikmati banyak penghargaan di berbagai event. Saya ingat benar karya pertama beliau tahun 2005 berformat HTML, masih polos sekali, bahkan beberapa halaman error karena salah link. Kemudian beliau belajar dari awal menggunakan software presentasi dan akhirnya tahun 2007 beliau berhasil menghasilkan produk yang sudah siap jual dalam tema <em>Musik Gamelan</em>. Beliau rekam satu persatu puluhan peralatan gamelan jawa, dan dimasukkan ke multimedia pembelajaran yang beliau buat. Dahsyatnya kita bisa nanggap wayang tanpa gamelan dan gending asli, cukup dengan software itu saja, asal dimainkan banyak orang dengan masing-masing memilih satu jenis gamelan.</div><div align="justify">Tentu tidak ada kata mudah dalam berdjoeang, paling tidak 7 hal diatas adalah langkah yang cukup mudah ditempuh dan pada kenyataannya banyak yang berhasil berkarya karena tekun dan pantang menyerah mengulang-ulang 7 hal itu.</div><div align="justify">Bagi bapak dan ibu guru, selamat berdjoeang!</div><div align="justify">SUmber: <a href="http://romisatriawahono.net/" target="_blank">http://romisatriawahono.net</a></div></div>Endy Nugrohohttp://www.blogger.com/profile/13326727034536074246noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6705609695428823841.post-37707611699126536162011-06-04T03:16:00.000-07:002012-06-21T06:04:09.204-07:0011 cara membuat otak cerdas<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
Para ilmuwan dari <span class="IL_AD" id="IL_AD3">University of California</span>, <span class="IL_AD" id="IL_AD2">Berkeley</span>, AS, pernah meneliti otak tikus. Mereka menemukan, otak tikus tumbuh sebesar 4 persen saat mereka dipaksa menjalankan tugas mental setiap hari, misalnya mencari <span class="IL_AD" id="IL_AD4">jalan</span> keluar dari lorong yang berliku, memanjat tangga, dan bersosialisasi dengan tikus lain.<br />
<span id="more-833"></span><br />
Nah, otak tikus saja bisa dilatih untuk tumbuh, apalagi otak manusia. Makin dilatih, otak kita pasti kian tajam. Kehilangan daya ingat dalam jumlah tertentu pada usia berapa pun adalah wajar, sama seperti terjadinya perubahan pada organ tubuh lain. Yang penting, jangan malas untuk rajin melatih otak kita agar daya ingat tetap kuat sepanjang masa.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
<br />
Inilah 11 Cara membuat Otak Anda Lebih Cerdas: <br />
1. Latih kemampuan mengamati. Perhatikan lingkungan sekitar. Rekam dalam pikiran apa yang Anda lihat, mulai dari yang paling sederhana dan diteruskan dengan observasi yang lebih rumit.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
2. Asah indra. Bisa dilatih dengan membedakan rasa makanan yang disukai dan yang tidak. Menyadari bau dan aroma di sekitar atau bunyi-bunyian yang ada di jalan atau mungkin rasa panas atau dingin udara di sekitar Anda.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
3. Hafalkan nama teman-teman dan pasangkan nomor teleponnya. Ada berapa yang bisa diingat? Latih supaya bisa mengingat lebih banyak.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
4. Pelajari sesuatu yang baru. Banyak membaca dan berkenalan dengan hal-hal lain yang mungkin bukan bidang Anda, bisa bahasa asing, pengetahuan tentang <a href="http://baru2.net/category/komputer">komputer</a>, dan lain-lain.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
5. Gunakan tangan supaya mengikuti petunjuk otak. Misalnya bermain gitar, mengetik tanpa melihat tuts, mengerjakan prakarya dari kayu, atau berlatih menulis halus.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
6. Tekuni hobi. Gunakan kesempatan untuk mengembangkan hobi Anda.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
7. Pelajari dan hafalkan tanggal-tanggal penting, menyangkut anggota keluarga, teman, atau perayaan tertentu.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
8. Hafalkan sesuatu yang Anda sukai. Bisa jadi itu puisi, lagu, kalimat dari sebuah buku atau kata-kata seseorang. Sebisa mungkin juga usahakan agar kalimat yang digunakan adalah bahasa asing.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
9. Latihan menghafal urutan angka berderet panjang, misalnya 32145687390282930498. Ini adalah bentuk latihan memperbaiki daya ingat jangka pendek. Lakukan dengan mengelompokkan atau memecah bilangan itu menjadi beberapa bagian, misalnya 3214568 kemudian 7390282 dan terakhir 930498.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
10. Ingat perjalanan pribadi. Apa yang sedang Anda kerjakan satu jam lalu, minggu lalu pada hari Rabu pukul 10.00, misalnya. Dengan siapa, di mana, dan seterusnya.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
11. Ingat dan teliti ulang pengeluaran harian. Apa yang Anda beli kemarin? Berapa uang yang ada dalam dompet Anda sekarang? Kapan Anda terakhir mengambil uang tunai, dan seterusnya.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
Latihan-latihan ini akan memungkinkan sel otak tetap aktif dan jaringan penghubung antarsel otak semakin rapat. Kegiatan mental yang menantang meningkatkan jumlah sirkuit aktif atau <span class="IL_AD" id="IL_AD1">sinapsis</span> dalam otak. Semakin banyak sirkuit, semakin banyak asosiasi, makin besar pula kemampuan mengingat.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
http://www.adjiebrotot.co.cc </div>
</div>Endy Nugrohohttp://www.blogger.com/profile/13326727034536074246noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6705609695428823841.post-38938149882172288192011-06-03T07:10:00.000-07:002012-06-21T06:05:32.609-07:00Out Of The Box !!<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr><td class="cattitle"><br /></td><td class="itemsubsub"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<span class="insertedphoto"><a href="http://mujitrisno.multiply.com/photos/hi-res/upload/SijcnQoKCr8AAEHYdnk1"><img border="0" class="alignright" src="http://images.mujitrisno.multiply.com/image/1/photos/upload/300x300/SijcnQoKCr8AAEHYdnk1/out-the-box.jpg?et=CYbHsXnn244zDk%2BCdo6ucw&nmid=0" /></a></span><br />
<br />
<br />
“Out of The Box”. Berfikir di luar kotak (Thinking outside the box), yaitu suatu cara berfikir diluar kebiasaan umumnya,atau berbeda dalam memecahkan suatu permasalahan atau dalam menghadapi kondisi-kondisi baru.<br />
<br />
Sekarang istilah ini menyebar secara luas,termasuk digunakan di dalam dunia bisnis dan marketing, pendidikan dan manajerial sehingga orang memandang perlu tahu istilah ini untuk diterapkan dan diujicoba dalam usahanya untuk mewujudkan inovasi - inovasi produk, langkah langkah bisnis dan strategy manajemen yang akan diambil. <br />
<br />
Untuk mengetahui cara fikir diluar kotak selayaknya kita harus tahu terlebih dahulu apa yang dimaksud berfikir didalam kotak (Thinking inside the box), cara berfikir jenis ini artinya kita menerima status quo, kita berfikir secara umum normal dan rutin ,orang yang hanya membatasi dirinya dalam berfikir “inside the box” akan menemukan suatu kesulitan dalam membedakan “suatu kualitas ide”, ide adalah ide, solusi adalah solusi, mereka sangat jarang menginvestasikan waktunya untuk memikirkan “a great solution“. <br />
<br />
Mereka juga percaya bahwa setiap masalah hanya memerlukan satu solusi, merumukan lebih dari satu kemungkinan alternatif solusi hanyalah buang-buang waktu, apakah lagi bila untuk mencari terobosan-terobosan.”There is no time for creative solution, we just need the solution“.<br />
<br />
Menurut beberapa ahli, ada beberapa hal yang harus kita miliki untuk dapat berpikir Thinking out side the box diantaranya :<br />
<br />
1. Keinginan untuk mengambil ide-ide dan ekspektasi baru dari hari ke hari, berdasarkan perkembangan informasi dan kondisi kekinian. <br />
2. Berfokus pada nilai dalam menemukan ide -ide baru dan bertindak sesuai dengan ide-ide tersebut. <br />
3. Terbuka pada sesuatu yang berbeda dan melakukan sesuatu dengan cara berbeda. <br />
4. Berusaha menciptakan nilai dengan cara -cara baru. <br />
5. Menerima segala bentuk informasi yang berkembang untuk kemudian difilterisasi.<br />
6. Mendukung dan menghormati pihak lain ketika mereka mengungkapkan ide - ide barunya.<br />
<br />
Pada Zaman Wild-Wild-West (Jaman koboi di Amerika dulu), terjadi trend menggali emas dan tiba-tiba semua orang pergi ke barat untuk mencari emas, tetapi tahukah Anda siapa yang paling kaya? Yang menggali emas ? BUKAN !!<br />
<br />
Ternyata yang paling kaya adalah YANG JUAL JEANS (LEVI’S), dan YANG JUAL SEKOP kenapa? Karena disaat semua ikut-ikutan menggali emas, mereka tiba-tiba mempunyai kebutuhan yang sama yaitu celana jeans dan sekop. Jadi pada saat itu orang-orang yang dapat melihat peluang bisnis tersebut, akan menjual jeans atau sekop karena mereka tidak ikut-ikutan mencari emas, tapi fokus apa yang akan banyak di cari saat trend emas itu terjadi.<br />
<br />
Ketika ada trend yang semua orang suka olah raga lari, kita jual apa supaya larinya lebih cepat? JUALAN SEPATU , JUAL KAOS OLAHRAGA.<br />
<br />
Siapa yang tidak tahu dengan yang namanya AQUA (maaf bukan promosi lho!). Mungkin hanya sedikit yang tahu bagaimana situasi yang dihadapi oleh perintis dari produk air dalam kemasan ini. Kala itu, banyak orang mencibir dan meremehkan, air bening dijual dalam kemasan botol (waktu itu kemasan gelas belum ada), pasti tidak akan laku. Karena apa ? Karena air yang biasa dijual dalam kemasan saat itu biasanya adalah air yang sudah diberi perasa dan pewarna (sirup, orson dll), selain itu kalau orang butuh air bening tinggal masak saja air dari sumur. Selesai perkara.<br />
<br />
Tapi apa yang terjadi sekarang (dimana kualitas air tanah tidak sebagus dulu), orang dimana-mana sudah akrab dengan air dalam kemasan ini bahkan banyak perusahaan yang akhirnya mengikuti (mengekor) kesuksesan yang ditorehkan AQUA.<br />
Salah satu cara yang paling bisa untuk melatih kita berpikir diluar dari “kotak” adalah dengan mengetahui terlebih dahulu cara berpikir apa yang orang biasa pikirkan atau lakukan. Jika sudah mengetahui apa yang orang biasa pikirkan, maka kita bisa mencari sesuatu di atas yang orang biasa pikirkan tersebut. Menciptakan suatu hal yang sudah pernah dipikirkan orang lain namun belum terealisasikan atau bahkan menciptakan sesuatu yang belum pernah terpikirkan oleh orang lain sekalipun Apakah bisa disebut ide yang gila? Ya, memang benar ini ide yang gila dan mustahil pada saat ini. Bagaimana jika hal itu nantinya terjadi? Akan menjadi sangat luar biasa dan ternyata tidak mustahil.<br />
<br />
Lalu bagaimana kaitannya dengan dunia dakwah dan tarbiyah, lebih khusus lagi dengan kebijakan-kebijakan strategis yang diambil oleh para qiyadah kita.<br />
<br />
Saya berpendapat dalam kadar tertentu beririsan dengan cara pengambilan keputusan yang ‘out of the box’, diluar main-stream cara berfikir yang seharusnya diambil oleh partai yang salah satu positioning-nya adalah partai dakwah atau partai Islam. Namun demikian dalam kacamata kemaslahatan dakwah maka saya berpendapat bhw kebijakan-kebijakan tersebut tidak semata-mata “Out of The Box” saja tapi juga ”Still Inside The Frame”, yang dalam bahasa dakwahnya dikenal dengan istilah TSAWABIT WAL MUTAGHAYYIRAT. Yang merupakan racikan yang padu atas dasar pemahaman yang mendalam dari fiqhud dakwah, fiqhul ahkam dan fiqhul waqi’. Saya merasa nyaman, karena saya percaya dengan kapasitas, kompetensi serta komitmen para qiyadah tersebut.<br />
<br />
Akhirnya saya merenung, boleh jadi kebijakan-kebijakan strategis yang diputuskan oleh para qiyadah dakwah ini, yang saat ini banyak dicibir orang, banyak dikritisi oleh banyak orang, banyak tersebar fitnah atasnya bahkan diragukan juga oleh sebagian kecil kadernya. Seiring dengan waktu berlalu dan proses yang terjadi akhirnya atas izin Allah akan menuai hasil yang luar biasa bagi kemaslahatan dakwah ini. Lalu saya pun menerawang, apa yang telah dilakukan oleh para kader dakwah di negeri ini akhirnya satu saat kelak menjadi satu sunnah hasanah, menjadi trend-setter bagi pola pergerakan para pejuang Islam di seluruh penjuru dunia. Betapa banyak limpahan kebaikan didalamnya.<br />
<br />
”Ah !! Apakah ini hanya mimpi ?” sebersit tanya muncul, tapi saya pun kembali tersenyum tenang, saya teringat perkataan seorang sholeh, seorang ‘ulama mujaddid mujahid dakwah abad ini, dia pernah mengatakan “Mimpi hari ini adalah kenyataan esok hari.” “Amin, ustadz.” gumamku. <br />
<br />
<br />
<span style="font-style: italic;">*) racikan dari berbagai sumber, silahkan baca lbh lanjut ttg masalah” tsawabit wal mutaghayyirat” ini, ada beberapa buku bagus yg membahasnyai dengan tuntas (sy lupa judul bukunya tapi sy pernah baca sebelumnya). </span>Inayah, Taujih Forum Sholahuddin<br />
<br />
http://mujitrisno.multiply.com</div>Endy Nugrohohttp://www.blogger.com/profile/13326727034536074246noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6705609695428823841.post-6309818896826362972011-06-02T03:18:00.000-07:002011-06-02T03:18:32.000-07:00Homosex dan Pengobatannya<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><em><span style="font-family: Arial; font-size: 8pt;">Oleh: Syaikh Abdul Aziz Bin Abdullah Bin Baz</span></em></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Pertanyaan: </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Aku adalah seorang pemuda berusia 21 tahun. Semenjak usiaku 8 tahun, <a href="http://qurandansunnah.wordpress.com/2009/07/12/homosex-dan-pengobatannya/" target="_blank">aku telah diuji dengan perbuatan liwath (homoseks).</a> Hal itu terjadi karena ayahku disibukkan (dengan urusannya sehingga lalai) dari memberikan pendidikan yang baik kepadaku.<span id="more-799"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dan keadaanku sekarang, aku menjalani kehidupan yang penuh derita karena perbuatan liwath tersebut. Sekarangpun aku menyesali perbuatan itu, hingga rasa penyesalanku sampai pada tingkatan aku memikirkan untuk melakukan bunuh diri. Wal ‘iyaadzubillah</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dan yang menambah derita dan adzab yang aku rasakan, keluargaku menghendaki aku untuk segera menikah.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Maka dari itu, aku mengharap dari anda yang mulia, agar memberikan bimbingan kepadaku supaya bisa kembali ke jalan yang benar. Dan agar anda memberikan obat menurut syar’i yang menyembuhkan/menyelamatkan aku dari masalahku ini sehingga aku bisa melepaskan diri dari kehidupan yang penuh adzab, yang selama ini aku jalani karena melakukan perbuatan liwath (homoseks).</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Jawab: </span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Wa’alaikumsalam warahmatullaahi wabarakaatuh.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">’Amma ba’du : Aku memohon kepada Allah, agar Allah memberikan penjagaan kepadamu dari hal – hal yang telah engkau sebutkan.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Tidak diragukan lagi, bahwa apa yang telah engkau sebutkan, <a href="http://qurandansunnah.wordpress.com/2009/07/12/homosex-dan-pengobatannya/" target="_blank"><em><span style="text-decoration: underline;">berupa perbuatan liwath (homoseks) yang engkau lakukan, itu merupakan dosa yang besar</span></em></a>. Akan tetapi, obat /solusi untuk bisa lepas dari perbuatan homoseks tersebut adalah hal yang mudah. Alhamdulillah.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Obat itu adalah bersegeralah engkau untuk melakukan taubat nasuha (taubat yang sebenar-benarnya). Taubat nasuha yaitu dengan menyesali perbuatan dosa/maksiat yang telah dilakukan pada waktu yang lampau dan besegera meninggalkan/menarik diri dari perbuatan dosa/maksiat tersebut. Taubat nasuha juga harus dengan tekad/azzam yang benar untuk tidak kembali melakukan perbuatan dosa tersebut. Hal itu bisa dilakukan dengan bersahabat/bergaul dengan orang-orang yang shalih/baik, meninggalkan / menjauh dari perkara-perkara yang bisa menjadi wasilah/jalan untuk melakukan dosa itu kembali, dan bersegeralah engkau untuk menikah.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dan aku berikan kabar gembira dengan kebaikan, keberuntungan dan kesudahan yang terpuji jika engkau benar dalam taubat yang engkau lakukan. Hal ini sebagaimana firman Allah ta’ala (yang artinya): “<em>dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah wahai orang-orang yang beriman, supaya kalian mendapatkan keberuntungan</em>“. (Q.S An Nuur : 31)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dan firman Allah ‘azza wa jalla dalam surat At Tahrim (yang artinya): “<em>Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kalian kepada Allah dengan taubat yang sebenar- benarnya</em>”. (Q.S At Tahrim : 8 )</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dan sabda Nabi Shallallahu’alaihi wasallam (yang artinya): “<em>Taubat (taubat nasuha) menggugurkan dosa-dosa yang dilakukan sebelumnya</em>“.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dan sabda beliau shallallahu’alaihi wasallam (yang artinya): “<em>Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak mempunyai dosa</em> “.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dan semoga Allah memberikan taufiq kepada engkau, memperbaiki hati dan amalanmu, serta semoga Allah mengaruniakan kepada engkau taubat nasuha dan teman-teman yang shalih.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Diterjemahkan oleh Al Akh Abu Sulaiman dari ‘Fataawa wa Maqaalaat bin Baaz ’, Muraja’ah Al Ustadz Abu ‘Isa Nurwahid, Buletin Dakwah Al-Atsary – Semarang Edisi 11/Th.I/1427H</span></div></div>Endy Nugrohohttp://www.blogger.com/profile/13326727034536074246noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6705609695428823841.post-5453967581954174862011-05-24T00:36:00.001-07:002011-05-24T00:36:38.748-07:00Perlunya Landasan Aqidah di Dunia Pendidikan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Mencerdaskan Bangsa melalui Pendidikan Islam<br />
<br />
wordpress.com-- Melihat realitas bangsa yang ada, masalah pendidikan merupakan isu-isu hangat yang masih menjadi topik pembicaraan di berbagai kalangan kaum intelek masyarakat Indonesia yang ada hingga saat ini. Bagaimana tidak, ditahun 2007 ini, sistem pendidikan di Indonesia belum menunjukan adanya perbaikan kualitas, baik ditinjau dari segi sistem penyelenggaraan pendidikan ataupun pihak yang melaksanakan system pendidikan yang ada. Lihat saja ke anggaran sektor pendidikan yang diberikan pemerintah misalnya; sampai dengan tahun ini, anggaran pendidikan yang diberikan pemerintah tidak mencapai 10% dari total keseluruhan pengeluaran pemerintah. Hal tersebut sangatlah berbeda jika dibandingkan dengan beberapa Negara tetangga seperti Malaysia 23%, Singapura 19%, Thailand 22%, dan Filipina 20%. Sebagai imbasnya, Negara-negara yang mengalokasikan dana lebih untuk pembangunan sektor pendidikan mulai memetik hasilnya dengan peningkatan kualitas SDM di dalam negeri. Berbeda dengan Indonesia, akibat dari minimnya anggaran pendidikan yang diberikan, maka berakibat fasilitas dan sarana-sarana yang digunakan sangat kurang, termasuk banyak juga guru yang hidup di bawah garis kelayakan. Padahal, kepada merekalah harapan perbaikan pendidikan di tumpukan. Kenyataan itulah yang selanjutnya melahirkan anak-anak bermasalah yang puncaknya adalah pada rendahnya kualitas SDM dan kinerja bangsa yang lemah.<br />
<br />
<br />
Disisi lain, mandulnya kurikulum karena tidak berorientasi pada penumbuhan kemampuan berpikir kritis peserta didik agar secara kreatif menyiasati masa depannya, serta karakter kejiwaan yang unggul, mengarahkan pendidikan nasional pada kecenderungan negatif. Kecenderungan tersebut mulai terlihat pada kebijakan-kebijakan pemerintah yang mulai timpang. Banyak kebijakan yang diterapkan pemerintah, seperti pemberlakuan kurikuum 1994 menggantikan 1984, yang mengesankan bahwa kebijakan tersebut hanyalah kebijakan tambal sulam yang dirumuskan pemerintah tanpa dilakukan dengan analisis dan pemikiran yang mendalam. Bahkan, seringkali kebijakan tersebut dilakukan tanpa persiapan yang memadahi yang menyebabkan kesenjangan dalam implementasi di lapangan. Dalam kasus perubahan kurikulum yang disebutkan diatas misalnya, kasus tersebut tentulah tidak bisa diterapkan begitu saja di sekolah. Kurukulum 1984 yang di konsepsikan untuk memberikan keleluasaan kepada guru agar bisa mengemas dan mengembangan materi pembelajaran yang lebih berbobot, ternyata mayoritas guru tidak bisa mengapresiasikannya. Di sana kompetensi guru menjadi faktor kendala utama.<br />
<br />
Untuk mengubah dan memperbaiki itu semua harus dilakukan pendekatan integratif dengan mengubah paradigma serta unsur-unsur pokok yang menopang tegaknya sistem pendidikan. Sehingga, pendidikan akan memenuhi hakikat tujuannya, baik di tinjau dalam konteks individu, masyarakat, maupun negara. Jika di tinjau lebih mendalam, maka system pendidikan islam merupakan hal yang sesuai untuk mengatasi permasalahan yang ada.<br />
<br />
Kerangka dasar pendidikan islam mengatakan bahwa dalam konteks individu, pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Karena dari pendidikanlah manusia akan memperoleh ilmu, Ilmu tersebut akan menjadi unsur utama penopang kehidupan. Lebih jauh dari itu, islam juga mendorong agar dengan ilmu itu manusia bisa menemukan kebenaran hakiki dan juga mampu mendayagunakan ilmunya di atas kebenaran itu. Sabda rasulullah SAW:<br />
<br />
“Tuntutlah oleh kalian akan ilmu pengetahuan, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah shodaqoh. Sesungguhnya ilmu itu akan menempatkan pemiliknya pada kedudukan tinggi lagi mulia. Ilmu adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan akhirat.” (HR. Ar Rabii’)<br />
<br />
Tercantum juga dalam firman Allah swt:<br />
<br />
“Allah niscaya mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan mereka yang berilmu pengetahuan bertingkat derajat. Dan Allah Maha mengetahui terhadap apa yang kamu lakukan.” (QS. Al-Mujadalah: 11)<br />
<br />
Untuk mencapai suatu peradaban yang lebih maju, maka partisipasi peran aktif dari keseluruhan masyarakat sangatlah diperlukan. Hal itu tentu saja bisa dicapai ketika setiap insan dalam masyarakat telah berusaha untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya. Apabila masyarakat mampu telah menciptakan iklim yang kondusif untuk menyalakan pemikiran tiap insan yang ada di dalamnya secara terus-menerus, maka masyarakat tersebut akan tetap survive dan mampu menggapai cita-cita yang di idamkannya. Sebaliknya, maka niscaya masyarakat tersebut akan berangsur surut dan perlahan punah.<br />
<br />
Atas dasar kerangka itu semua, maka Islam menggariskan bahwa setiap individu (muslim) diwajibkan menuntut ilmu., yaitu dalam artian menjalani proses pendidikan. Pada saat yang bersamaan, dilain pihak, Islam mewajibkan Negara menyelenggarakan pendidikan atau wajib belajar tanpa memungut biaya kepada rakyatnya dari jenjang pendidikan terendah (TK) hingga menengah (SMU). Untuk jenjang yang lebih tinggi, pemerintah harus memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada siapa saja yang berminat dan punya kecakapan intelektual, tidak menetapkan syarat yang menyulitkan, dan di usahakan seminim mungkin dalam penarikan biaya.<br />
<br />
Adapun berkenaan dengan kurikulum, strategi, dan tujuan pendidikan, Islam menetapkan prinsip yang sederhana tapi sangat tegas dan jeas. Kurikulum pendidikan harus berlandaskan aqidah islamiyah, karenanya seluruh materi pembelajaran atau bidang study serta metodologi harus dirancang tanpa adanya penyimpangan dalam proses pendidikan dari asas tersebut sedikit pun. Strategi pendidikan di arahkan pada pembentukan dan pengembangan polapikir dan jiwa islami, yang nantinya akan membentuk karakter yang mumpuni . Semua disiplin ilmu di susun berdasarkan atas strategi ini. Membentuk kepribadian islam dan membekali individu dengan berbagai ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan kehidupan manusia merupakan tujuan dari asasi pendidikan.<br />
<br />
Sistem pendidikan yang ada saat ini merupakan cerminan atas realitas yang ada di bangsa saat ini. Berbagai usaha mungkin telah dilakukan oleh pemerintah. Akan tetapi, anggapan dari masyarakat sampai saat ini masih lah pesimis akan usaha-usaha yang sedang ataupun telah dilakukan untuk membangun pendidikan bangsa ini. Dalam hal ini, Islam menawarkan solusi yang lugas dan logis tentang usulan pendidikan bangsa. Keampuhan dari system ini telah dibuktikan ketika zaman rasulullah SAW, dimana pada zaman tersebut telah membentuk generasi-generasi yang luar biasa yang nantinya berkontribusi pada kemajuan peradaban saat itu. Akankah bangsa ini mengikuti system itu? Kita tunggu saja kinerja-kinerja yang akan dilakukan pemerintah kelak.</div>Endy Nugrohohttp://www.blogger.com/profile/13326727034536074246noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6705609695428823841.post-76089665204590938252011-05-24T00:34:00.001-07:002011-05-24T00:34:06.741-07:00Membantu Anak Menyelesaikan Tugas Sekolahnya<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Membantu Anak Menyelesaikan Tugas Sekolahnya<br />
<br />
Anak akan lebih berhasil di sekolah bila orang tuanya tertarik untuk membantu anak dalam menyelesaikan tugas sekolahnya. Ketertarikan orang tua akan tugas sekolah anak akan membuat anak merasa senang dan menyadari pentingnya untuk mengerjakan tugas sekolah. Tetapi bagaimanakah cara yang tepat dalam membantu anak menyelasaikan tugas sekolah? Apakah dengan mengerjakan semua soal begitu saja saat anak mengatakan tidak bisa? Ataukah dengan cara lain?<br />
<br />
�<br />
Langkah-Langkah Yang Dapat Dilakukan<br />
<br />
* Guru adalah pengganti orang tua di sekolah. Karena itu berbicaralah dengan guru atau wali kelas anak anda bagaimana sebaiknya anda membantu anak dengan tugas sekolahnya.<br />
* Ciptakanlah suasana di rumah yang mendukung anak untuk mengerjakan tugas sekolahnya. Pastikan tempatnya belajar di rumah mempunyai cukup penerangan. Sediakan alat-alat tulis yang sekiranya diperlukan di tempat belajar anak tersebut.<br />
* Jadwalkan waktu belajar yang teratur. Ada anak yang suka belajar sore hari tetapi ada pula anak yang lebih suka belajar malam hari setelah makan malam. Biarkan anak memilih sendiri waktu yang tepat baginya untuk belajar selama pilihan waktunya tersebut masih dalam batas wajar.<br />
* Hindarkan semua hal-hal yang dapat mengganggu anak belajar. Ini berarti jauhkan anak dari televisi, musik bersuara keras dan telepon selama waktu belajarnya.<br />
* Pastikan anak anda mengerjakan sendiri tugas sekolahnya. Anak-anak tidak akan pernah belajar dengan baik jika mereka tidak dibiasakan untuk berpikir sendiri dan biarkan mereka belajar untuk membuat kesalahan. Tetapi orang tua dapat memberi sedikit bantuan bila anak mengalami kesulitan dengan tugas sekolahnya. Bantulah anak dengan memberi petunjuk-petunjuk kecil bukan dengan mengerjakan tugasnya.<br />
* Perhatikanlah kegiatan akademik anak. Tanyakan kepada anak tentang tugas, ujian, atau hal-hal penting lain di sekolahnya. Ini akan membuat anak senang. Beri tahukan kepada anak bahwa anda akan selalu siap membantunya bila ia menemui kesulitan.<br />
* Berikan teladan yang baik. Apakah anak anda sering melihat anda membaca koran, menulis surat atau membaca buku? Anak-anak cenderung untuk menirukan perbuatan orang tuanya dari pada mengikuti nasihat orang tuanya.<br />
* Berikan pujian kepada anak atas usahanya untuk menyelesaikan tugasnya. Hargai usahanya tersebut misalnya dengan menempelkan hasil ulangannya atau karya keterampilannya di pintu lemari es. Anda dapat menyampaikan keberhasilannya dalam bidang tertentu kepada kerabat-kerabat anda.<br />
* Bila anak anda mempunyai masalah terus menerus dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya segera bicarakan hal tersebut dengan gurunya. Mungkin anak anda mengalami kesulitan dalam membaca tulisan di papan tulis karena temapt duduknya yang terlalu jauh.<br />
<br />
(cfs/kidshealth.org)</div>Endy Nugrohohttp://www.blogger.com/profile/13326727034536074246noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6705609695428823841.post-64813887405171968152011-05-24T00:32:00.000-07:002011-05-24T00:32:06.686-07:00Pengaruh Permainan Pada Perkembangan Anak<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="color: black;"><span class="bbc_color">Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh. Pendapat ini kurang begitu tepat dan bijaksana, karena beberapa ahli psikologi mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.<br />
<br />
Faktor-faktor yang mempengaruhi permainan anak :<br />
<br />
1. Kesehatan<br />
<br />
Anak-anak yang sehat mempunyai banyak energi untuk bermain dibandingkan dengan anak-anak yang kurang sehat, sehingga anak-anak yang sehat menghabiskan banyak waktu untuk bermain yang membutuhkan banyak energi.<br />
<br />
2. Intelligensi<br />
<br />
Anak-anak yang cerdas lebih aktif dibandingkan dengan anak-anak yang kurang cerdas. Anak-anak yang cerdas lebih menyenangi permainan-permainan yang bersifat intelektual atau permainan yang banyak merangsang daya berpikir mereka, misalnya permainan drama, menonton film, atau membaca bacaan-bacaan yang bersifat intelektual.<br />
<br />
3. Jenis kelamin<br />
<br />
Anak perempuan lebih sedikit melakukan permainan yang menghabiskan banyak energi, misalnya memanjat, berlari-lari, atau kegiatan fisik yang lain. Perbedaan ini bukan berarti bahwa anak perempuan kurang sehat dibanding anak laki-laki, melainkan pandangan masyarakat bahwa anak perempuan sebaiknya menjadi anak yang lembut dan bertingkah laku yang halus.<br />
<br />
4. Lingkungan<br />
<br />
Anak yang dibesarkan di lingkungan yang kurang menyediakan peralatan, waktu, dan ruang bermain bagi anak, akan menimbulkan aktivitas bermain anak berkurang.<br />
<br />
5. Status sosial ekonomi<br />
<br />
Anak yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang status sosial ekonominya tinggi, lebih banyak tersedia alat-alat permainan yang lengkap dibandingkan dengan anak-anak yang dibesarkan di keluarga yang status ekonominya rendah.<br />
<br />
Pengaruh bermain bagi perkembangan anak :<br />
<br />
* Bermain mempengaruhi perkembangan fisik anak<br />
* Bermain dapat digunakan sebagai terapi<br />
* Bermain dapat mempengaruhi dan menambah pengetahuan anak<br />
* Bermain mempengaruhi perkembangan kreativitas anak<br />
* Bermain dapat mengembangkan tingkah laku sosial anak<br />
* Bermain dapat mempengaruhi nilai moral anak <br />
<br />
Macam-macam permainan dan manfaatnya bagi perkembangan jiwa anak<br />
<br />
A. Permainan Aktif<br />
<br />
1. Bermain bebas dan spontan<br />
<br />
Dalam permainan ini anak dapat melakukan segala hal yang diinginkannya, tidak ada aturan-aturan dalam permainan tersebut. Anak akan terus bermain dengan permainan tersebut selama permainan tersebut menimbulkan kesenangan dan anak akan berhenti apabila permainan tersebut sudah tidak menyenangkannya. Dalam permainan ini anak melakukan eksperimen atau menyelidiki, mencoba, dan mengenal hal-hal baru.<br />
<br />
2. Sandiwara<br />
<br />
Dalam permainan ini, anak memerankan suatu peranan, menirukan karakter yang dikagumi dalam kehidupan yang nyata, atau dalam mass media.<br />
<br />
3. Bermain musik<br />
<br />
Bermain musik dapat mendorong anak untuk mengembangkan tingkah laku sosialnya, yaitu dengan bekerja sama dengan teman-teman sebayanya dalam memproduksi musik, menyanyi, atau memainkan alat musik.<br />
<br />
4. Mengumpulkan atau mengoleksi sesuatu<br />
<br />
Kegiatan ini sering menimbulkan rasa bangga, karena anak mempunyai koleksi lebih banyak daripada teman-temannya. Di samping itu, mengumpulkan benda-benda dapat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial anak. Anak terdorong untuk bersikap jujur, bekerja sama, dan bersaing.<br />
<br />
5. Permainan olah raga<br />
<br />
Dalam permainan olah raga, anak banyak menggunakan energi fisiknya, sehingga sangat membantu perkembangan fisiknya. Di samping itu, kegiatan ini mendorong sosialisasi anak dengan belajar bergaul, bekerja sama, memainkan peran pemimpin, serta menilai diri dan kemampuannya secara realistik dan sportif.<br />
<br />
B. Permainan Pasif<br />
<br />
1. Membaca<br />
<br />
Membaca merupakan kegiatan yang sehat. Membaca akan memperluas wawasan dan pengetahuan anak, sehingga anakpun akan berkembang kreativitas dan kecerdasannya.<br />
<br />
2. Mendengarkan radio<br />
<br />
Mendengarkan radio dapat mempengaruhi anak baik secara positif maupun negatif. Pengaruh positifnya adalah anak akan bertambah pengetahuannya, sedangkan pengaruh negatifnya yaitu apabila anak meniru hal-hal yang disiarkan di radio seperti kekerasan, kriminalitas, atau hal-hal negatif lainnya.<br />
<br />
3. Menonton televisi<br />
<br />
Pengaruh televisi sama seperti mendengarkan radio, baik pengaruh positif maupun negatifnya. <br />
<br />
<a class="bbc_link new_win" href="http://ahkensepanjangmasa.blogspot.com/" target="_blank">http://ahkensepanjangmasa.blogspot.com/</a></span></div></div>Endy Nugrohohttp://www.blogger.com/profile/13326727034536074246noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6705609695428823841.post-49672866143386574302011-05-24T00:31:00.001-07:002011-05-24T00:31:08.725-07:00Sekolahnya Manusia, bukan sekolah robot<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Belajar = Bermain dan Bermain = Belajar <br />
<br />
Sekolah bagi Edi tak ubahnya penjara. Ketika masih di TK, Edi tak pernah mau berangkat sekolah. Baginya, sekolah hanya menghalangi keasyikannya bermain. Akibatnya, Edi tak bisa membaca dan menulis serta selalau ‘fobia’ pada hal-hal yang berbau sekolah. Orangtua Edi dibuat resah oleh tingkah laku sang anak yang dianggap nyeleneh dari kebiasaan umum anak-anak seusianya. Apakah hal ini merupakan indikator bahwa Edi adalah anak yang malas? Ataukah justru jenis pembelajaran di sekolah yang menghalangi tumbuh kembangnya kecerdasan Edi?<br />
<br />
Pertanyaan mulai terjawab ketika Edi memasuki tingkat sekolah dasar. Pada masa-masa awal bersekolah, Edi masih bermalas-malasan dan tidak semangat dalam mengikuti pelajaran. Untungnya guru-guru di SD tersebut mampu mengenali potensi kecerdasan Edi, yaitu kinestetis (gerak) dan spasial visual (ruang).<br />
<br />
Metode pembelajaran klasikal-ortodoks yang mewajibkan anak didik duduk manis dan diam di sebuah ruang berukuran 5 x 15 m selama enam jam atau bahkan lebih tentulah sangat membosankan bagi seorang Edi yang sangat menyukai gerak dan ruang luas. Setelah menyadari jenis kecerdasan yang dimiliki Edi, para guru memberikan aktivitas yang membuat Edi senang dan tertarik mengikutinya seperti aktivitas learning by sport dan learning by painting.<br />
<br />
Saat belajar bahasa Indonesia, Edi tidak lagi duduk di kelas dan mendengarkan guru ‘berceramah’. Edi bersama teman-teman dan guru bahasa Indonesianya keluar dari kelas dan berkeliling sekolah, mulai dari lapangan, tempat parkir, bahkan sesekali ke luar sekolah. Saat berkeliling itulah, guru mempersilakan Edi dan teman-temannya untuk secara bergantian menceritakan apa saja yang menurutnya menarik untuk diceritakan. Guru juga bercerita dan menjelaskan berbagai benda yang ditemui di jalan. Setelah itu barulah para siswa kembali ke kelas untuk menceritakan perjalanan yang baru saja dilakukan. <br />
<br />
Alhasil, Edi mulai enjoy dengan sekolah karena kegiatan belajar dikemas sedemikian rupa sehingga Edi merasakan bahwa belajar adalah bermain dan bermain adalah belajar. Kini, sekolah adalah tempat bermain paling mengasyikkan bagi Edi dan murid-murid lain yang memiliki tipe kecerdasan yang sama dengan Edi. Bahkan, saking asyiknya dengan sekolah, pada saat sakit pun Edi masih ingin masuk sekolah untuk belajar. Luar biasa!<br />
<br />
---<br />
<br />
Kisah dari <em>Sekolahnya Manusia, Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia </em>(penulis: Munif Chatib), adalah sebuah contoh tentang keberhasilan dari pembelajaran sistem multiple intelligences.<br />
<br />
Seandainya sekolah-sekolah di Indonesia sudah menerapkan Multiple Intelligences</div>Endy Nugrohohttp://www.blogger.com/profile/13326727034536074246noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6705609695428823841.post-79759749504290568342011-05-24T00:21:00.000-07:002011-05-24T00:21:41.929-07:0030 Kiat Menuntut Ilmu [Pendidikan Anak Dalam Islam]<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Apabila telah tampak tanda-tanda tamyiz pada seorang anak, maka selayaknya dia mendapatkan perhatian sesrius dan pengawasan yang cukup. Sesungguhnya hatinya bagaikan bening mutiara yang siap menerima segala sesuatu yang mewarnainya. Jika dibiasakan dengan hal-hal yang baik, maka ia akan berkembang dengan kebaikan, sehingga orang tua dan pendidiknya ikut serta memperoleh pahala.<br />
<br />
Sebaliknya, jika ia dibiasakan dengan hal-hal buruk, maka ia akan tumbuh dengan keburukan itu. Maka orang tua dan pedidiknya juga ikut memikul dosa karenanya.<br />
<br />
Oleh karena itu, tidak selayaknya orang tua dan pendidik melalaikan tanggung jawab yang besar ini dengan melalaikan pendidikan yang baik dan penanaman adab yang baik terhadapnya sebagai bagian dari haknya. Di antara adab-adab dan kiat dalam mendidik anak adalah sebagai berikut:<br />
<br />
• Hendaknya anak dididik agar makan dengan tangan kanan, membaca basmalah, memulai dengan yang paling dekat dengannya dan tidak mendahului makan sebelum yang lainnya (yang lebih tua, red). Kemudian cegahlah ia dari memandangi makanan dan orang yang sedang makan.<br />
<br />
• Perintahkan ia agar tidak tergesa-gesa dalam makan. Hendaknya mengunyahnya dengan baik dan jangan memasukkan makanan ke dalam mulut sebelum habis yang di mulut. Suruh ia agar berhati-hati dan jangan sampai mengotori pakaian.<br />
<br />
• Hendaknya dilatih untuk tidak bermewah-mewah dalam makan (harus pakai lauk ikan, daging dan lain-lain) supaya tidak menimbulkan kesan bahwa makan harus dengannya. Juga diajari agar tidak terlalu banyak makan dan memberi pujian kepada anak yang demikian. Hal ini untuk mencegah dari kebiasaan buruk, yaitu hanya memen-tingkan perut saja.<br />
<br />
• Ditanamkan kepadanya agar mendahulukan orang lain dalam hal makanan dan dilatih dengan makanan sederhana, sehingga tidak terlalu cinta dengan yang enak-enak yang pada akhirnya akan sulit bagi dia melepaskannya.<br />
<br />
• Sangat disukai jika ia memakai pakaian berwarna putih, bukan warna-warni dan bukan dari sutera. Dan ditegaskan bahwa sutera itu hanya untuk kaumwanita.<br />
<br />
• Jika ada anak laki-laki lain memakai sutera, maka hendaknya mengingkarinya. Demikian juga jika dia isbal (menjulurkan pakaiannya hingga melebihi mata kaki). Jangan sampai mereka terbiasa dengan hal-hal ini.<br />
<br />
• Selayaknya anak dijaga dari bergaul dengan anak-anak yang biasa bermegah-megahan dan bersikap angkuh. Jika hal ini dibiarkan maka bisa jadi ketika dewasa ia akan berakhlak demikian. Pergaulan yang jelek akan berpengaruh bagi anak. Bisa jadi setelah dewasa ia memiliki akhlak buruk, seperti: Suka berdusta, mengadu domba, keras kepala, merasa hebat dan lain-lain, sebagai akibat pergaulan yang salah di masa kecilnya. Yang demikian ini, dapat dicegah dengan memberikan pendidikan adab yang baik sedini mungkin kepada mereka.<br />
<br />
• Harus ditanamkan rasa cinta untuk membaca al Qur’an dan buku-buku, terutama di perpustakaan. Membaca al Qur’an dengan tafsirnya, hadits-hadits Nabi n dan juga pelajaran fikih dan lain-lain. Dia juga harus dibiasakan menghafal nasihat-nasihat yang baik, sejarah orang-orang shalih dan kaum zuhud, mengasah jiwanya agar senantiasa mencintai dan menela-dani mereka. Dia juga harus diberitahu tentang buku dan faham Asy’ariyah, Mu’tazilah, Rafidhah dan juga kelompok-kelompok bid’ah lainnya agar tidak terjerumus ke dalamnya. Demikian pula aliran-aliran sesat yang banyak ber-kembang di daerah sekitar, sesuai dengan tingkat kemampuan anak.<br />
<br />
• Dia harus dijauhkan dari syair-syair cinta gombal dan hanya sekedar menuruti hawa nafsu, karena hal ini dapat merusak hati dan jiwa.<br />
<br />
• Biasakan ia untuk menulis indah (khath) dan mengahafal syair-syair tentang kezuhudan dan akhlak mulia. Itu semua menunjukkan kesempurnaan sifat dan merupakan hiasan yang indah.<br />
<br />
• Jika anak melakukan perbuatan terpuji dan akhlak mulia jangan segan-segan memujinya atau memberi penghargaan yang dapat membahagia-kannya. Jika suatu kali melakukan kesalahan, hendaknya jangan disebar-kan di hadapan orang lain sambil dinasihati bahwa apa yang dilakukannya tidak baik.<br />
<br />
• Jika ia mengulangi perbuatan buruk itu, maka hendaknya dimarahi di tempat yang terpisah dan tunjukkan tingkat kesalahannya. Katakan kepadanya jika terus melakukan itu, maka orang-orang akan membenci dan meremehkannya. Namun jangan terlalu sering atau mudah memarahi, sebab yang demikian akan menjadikannya kebal dan tidak terpengaruh lagi dengan kemarahan.<br />
<br />
• Seorang ayah hendaknya menjaga kewibawaan dalam ber-komunikasi dengan anak. Jangan menjelek-jelekkan atau bicara kasar, kecuali pada saat tertentu. Sedangkan seorang ibu hendaknya menciptakan perasaan hormat dan segan terhadap ayah dan memperingatkan anak-anak bahwa jika berbuat buruk maka akan mendapat ancaman dan kemarahan dari ayah.<br />
<br />
• Hendaknya dicegah dari tidur di siang hari karena menyebabkan rasa malas (kecuali benar-benar perlu). Sebaliknya, di malam hari jika sudah ingin tidur, maka biarkan ia tidur (jangan paksakan dengan aktivitas tertentu, red) sebab dapat menimbulkan kebosanan dan melemahnya kondisi badan.<br />
<br />
• Jangan sediakan untuknya tempat tidur yang mewah dan empuk karena mengakibatkan badan menjadi terlena dan hanyut dalam kenikmatan. Ini dapat mengakibatkan sendi-sendi menjadi kaku karena terlalu lama tidur dan kurang gerak.<br />
<br />
• Jangan dibiasakan melakukan sesuatu dengan sembunyi-sembunyi, sebab ketika ia melakukannya, tidak lain karena adanya keyakinan bahwa itu tidak baik.<br />
<br />
• Biasakan agar anak melakukan olah raga atau gerak badan di waktu pagi agar tidak timbul rasa malas. Jika memiliki ketrampilan memanah (atau menembak, red), menunggang kuda, berenang, maka tidak mengapa menyi-bukkan diri dengan kegiatan itu.<br />
<br />
• Jangan biarkan anak terbiasa melotot, tergesa-gesa dan bertolak (berkacak) pinggang seperti perbuatan orang yang membangggakan diri.<br />
<br />
• Melarangnya dari membangga-kan apa yang dimiliki orang tuanya, pakaian atau makanannya di hadapan teman sepermainan. Biasakan ia ber-sikap tawadhu’, lemah lembut dan menghormati temannya.<br />
<br />
• Tumbuhkan pada anak (terutama laki-laki) agar tidak terlalu mencintai emas dan perak serta tamak terhadap keduanya. Tanamkan rasa takut akan bahaya mencintai emas dan perak secara berlebihan, melebihi rasa takut terhadap ular atau kalajengking.<br />
<br />
• Cegahlah ia dari mengambil sesuatu milik temannya, baik dari keluarga terpandang (kaya), sebab itu merupakan cela, kehinaan dan menurunkan wibawa, maupun dari yang fakir, sebab itu adalah sikap tamak atau rakus. Sebaliknya, ajarkan ia untuk memberi karena itu adalah perbuatan mulia dan terhormat.<br />
<br />
• Jauhkan dia dari kebiasaan meludah di tengah majlis atau tempat umum, membuang ingus ketika ada orang lain, membelakangi sesama muslim dan banyak menguap.<br />
<br />
• Ajari ia duduk di lantai dengan bertekuk lutut atau dengan menegakkan kaki kanan dan menghamparkan yang kiri atau duduk dengan memeluk kedua punggung kaki dengan posisi kedua lutut tegak. Demikian cara-cara duduk yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam.<br />
<br />
• Mencegahnya dari banyak berbicara, kecuali yang bermanfaat atau dzikir kepada Allah.<br />
<br />
• Cegahlah anak dari banyak bersumpah, baik sumpahnya benar atau dusta agar hal tersebut tidak menjadi kebiasaan.<br />
<br />
• Dia juga harus dicegah dari perkataan keji dan sia-sia seperti melaknat atau mencaci maki. Juga dicegah dari bergaul dengan orang-orang yang suka melakukan hal itu.<br />
<br />
• Anjurkanlah ia untuk memiliki jiwa pemberani dan sabar dalam kondisi sulit. Pujilah ia jika bersikap demikian, sebab pujian akan mendorongnya untuk membiasakan hal tersebut.<br />
<br />
• Sebaiknya anak diberi mainan atau hiburan yang positif untuk melepaskan kepenatan atau refreshing, setelah selesai belajar, membaca di perpustakaan atau melakukan kegiatan lain.<br />
<br />
• Jika anak telah mencapai usia tujuh tahun maka harus diperintahkan untuk shalat dan jangan sampai dibiarkan meninggalkan bersuci (wudhu) sebelumnya. Cegahlah ia dari berdusta dan berkhianat. Dan jika telah baligh, maka bebankan kepadanya perintah-perintah.<br />
<br />
• Biasakan anak-anak untuk bersikap taat kepada orang tua, guru, pengajar (ustadz) dan secara umum kepada yang usianya lebih tua. Ajarkan agar memandang mereka dengan penuh hormat. Dan sebisa mungkin dicegah dari bermain-main di sisi mereka (mengganggu mereka).<br />
<br />
Demikian adab-adab yang berkaitan dengan pendidikan anak di masa tamyiz hingga masa-masa menjelang baligh. Uraian di atas adalah ditujukan bagi pendidikan anak laki-laki. Walau demikian, banyak di antara beberapa hal di atas, yang juga dapat diterapkan bagi pendidikan anak perempuan. Wallahu a’lam.<br />
<br />
Dari mathwiyat Darul Qasim “tsalasun wasilah li ta’dib al abna’’” asy Syaikh Muhammad bin shalih al Utsaimin rahimahullah . [Ubaidillah Masyhadi/alsofwah]<br />
<br />
<br />
<a class="bbc_link new_win" href="http://www.kajianislam.net/modules/smartsection/item.php?itemid=464" target="_blank">http://www.kajianislam.net/modules/smartsection/item.php?itemid=464</a></div>Endy Nugrohohttp://www.blogger.com/profile/13326727034536074246noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6705609695428823841.post-44015259983621267132011-05-23T17:09:00.000-07:002011-05-23T17:09:22.014-07:00Konsep Pendidikan Beserta Dalilnya<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="post"> <div class="inner" id="msg_62859">A. Pendahuluan <br />
Al-Qur’an merupakan sumber pendidikan dan ilmu pengetahuan yang mengajarkan manusia dengan bahasanya yang lemah lembut, balaghoh yang indah, sehingga al-Qur’an membawa dimensi baru terhadap pendidikan dan berusaha mengajak para ilmuwan untuk menggali maksud kandungannya agar manusia lebih dekat kepada-Nya. <br />
Petunjuk pendidikan dalam al-Qur’an tidak terhimpun dalam kesatuan pragmen tetapi ia diungkapkan dalam berbagai ayat dan surat al-Qur’an, sehingga untuk menjelaskannya perlu melalui tema-tema pembahasan yang relevan dan ayat-ayat yang memberikan informasi-informasi pendidikan yang dimaksud. <br />
Al-Qur’an mengintroduksikan dirinya sebagai pemberi petunjuk kepada jalan yang lebih lurus (Q.S. Al-Israa: 19) <br />
وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِن ٌ فَأُوْلَائِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورا ً <br />
“Dan berapa banyaknya kaum sesudah Nuh telah Kami binasakan. Dan cukupkan Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya.”<br />
Petunjuk-petunjuknya bertujuan memberi kesejahteraan dan kebahagiaan bagi manusia, baik secara pribadi maupun kelompok, dan karena itu ditemukan petunjuk-petunjuk bagi manusia dalam kedua bentuk tersebut. <br />
Muhammad Rasulullah dipandang sukses dalam mendidik masyarakatnya menjadi masyarakat yang berbudi tinggi dan akhlak mulia. Pada mulanya masyarakat Arab adalah masyarakat jahiliyah, sehingga perkataan primitif tidak cukup untuk menggambarkannya, hingga datang Rasulullah yang membawa mereka untuk meninggalkan kejahiliahan tersebut dan mencapai suatu bangsa yang berbudaya dan berkepribadian yang tinggi, bermoral serta memberi pengetahuan. <br />
Al-Qur’an memberi petunjuk atau arah, jalan yang lurus mencapai kebahagiaan bagi manusia, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 16: <br />
<br />
يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَه ُُ سُبُلَ السَّلاَمِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِه ِِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاط ٍ مُسْتَقِيم<br />
<br />
“Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” <br />
Nabi Muhammad Saw sebagai utusan Allah untuk manusia di bumi ini di beri kuasa oleh Allah sebagai penerima wahyu, yang diberi tugas untuk mensucikan dan mengajarkan manusia sebagaimana dalam surat al-Baqarah ayat 151. Dalam ayat tersebut mensucikan diartikan dengan mendidik, sedang mengajar tidak lain kecuali mengisi benak anak didik dengan pengetahuan yang berkaitan dan metafisika dan fisika. <br />
Tujuan yang ingin dicapai dengan pembacaan, penyucian dan pengajaran tersebut adalah pengabdian kepada Allah, sejalan dengan tujuan penciptaan manusia dalam surat Al-Dzariyat(51) ayat 56:<br />
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ<br />
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” <br />
Maksudnya Allah tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menjadikan tujuan akhir atau hasil segala aktivitasnya sebagai pengabdian kepada Allah (M. Quraish Shihab, 1994: 172).<br />
Pada makalah ini akan dibahas konsep pendidikan menurut Al-Qur’an yang akan mencoba menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan konsep pendidikan yaitu dalam surat Al-Baqarah ayat 31-34, surat Al-Baqarah ayat 129 dan 151, dan surat Luqman ayat 13-14. </div><div class="inner" id="msg_62859"><a name='more'></a></div><div class="inner" id="msg_62859">B. Pengertian Konsep dan Pendidikan <br />
Konsep berasal dari bahasa Inggris “concept” yang berarti “ide yang mendasari sekelas sesuatu objek”,dan “gagasan atau ide umum”. Kata tersebut juga berarti gambaran yang bersifat umum atau abstrak dari sesuatu (A.S. Hornby, A.P. Cowie (Ed), 1974: 174) <br />
Dalam kamus Bahasa Indonesia, konsep diartikan dengan (1) rancangan atau buram surat tersebut. (2) Ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkrit (3) gambaran mental dari objek, proses ataupun yang ada diluar bahasa yang digunakan untuk memahami hal- hal lain (Tim Penyusun, 1989: 456). <br />
Sedangkan pengertian pendidikan menurut Mohamad Natsir adalah suatu pimpinan jasmani dan ruhani menuju kesempurnaan kelengkapan arti kemanusiaan dengan arti sesungguhnya (Mohamad Natsir, 1954: 87). <br />
Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Bab 1 ayat 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU Sisdiknas no. 20 th. 2003)<br />
Kemudian pengertian pendidikan Islam antara lain menurut Dr. Yusuf Qardawi sebagaimana dikutip Azyumardi Azra memberi pengertian pendidikan Islam yaitu pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis pahitnya (Azyumardi Azra, 2000: 5) <br />
Endang Saefuddin Anshari memberi pengertian secara lebih tehnis, pendidikan Islam sebagai proses bimbingan (pimpinan, tuntunan dan usulan) oleh subyek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi), dan raga obyek didik dengan bahan-bahan materi tertentu, pada jangka waktu tertentu, dengan metode tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai ajaran Islam (Endang Saefuddin,1976: 85) Pendidikan Islam adalah suatu proses pembentukan individu berdasarkan ajaran-ajaran Islam yang diwahyukan Allah SWT kepada Muhammad Saw (Azyumardi Azra, 1998: 5)<br />
Sedangkan menurut hasil rumusan Seminar Pendidikan Islam se-Indonesia tahun 1960, memberikan pengertian pendidikan Islam sebagai: “bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.”(Muzayyin Arifin, 2003: 15) <br />
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, terdapat perbedaan antara pengertian pendidikan secara umum dengan pendidikan Islam. Pendidikan secara umum merupakan proses pemindahan nilai-nilai budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perbedaan tersebut dalam hal nilai-nilai yang dipindahkan (diajarkan). Dalam pendidikan Islam, nilai-nilai yang dipindahkan berasal dari sumber-sumber nilai Islam yakni Al-Qur’an, Sunah dan Ijtihad. <br />
Jadi, pendidikan Islam merupakan proses bimbingan baik jasmani dan rohani berdasarkan ajaran-ajaran agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian muslim sesuai dengan ukuran-ukuran Islam. </div><div class="inner" id="msg_62859"><!--more--> <div class="post"> <div class="inner" id="msg_62862">C. Konsep Pendidikan Menurut Al-Qur’an <br />
Merujuk kepada informasi al-Qur’an pendidikan mencakup segala aspek jagat raya ini, bukan hanya terbatas pada manusia semata, yakni dengan menempatkan Allah sebagai Pendidik Yang Maha Agung. Konsep pendidikan al-Qur’an sejalan dengan konsep pendidikan Islam yang dipresentasikan melalui kata tarbiyah, ta’lim dan ta’dib. <br />
Tarbiyah berasal dari kata Robba, pada hakikatnya merujuk kepada Allah selaku Murabby (pendidik) sekalian alam. Kata Rabb (Tuhan) dan Murabby (pendidik) berasal dari akar kata seperti termuat dalam ayat al-Qur’an: <br />
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرا ً<br />
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (Q.S. Al-Israa:24) <br />
Menurut Syed Naquib Al-Attas, al-tarbiyah mengandung pengertian mendidik, memelihara menjaga dan membina semua ciptaan-Nya termasuk manusia, binatang dan tumbuhan (Jalaluddin, 2003: 115). Sedangkan Samsul Nizar menjelaskan kata al-tarbiyah mengandung arti mengasuh, bertanggung jawab, memberi makan, mengembangkan, memelihara, membesarkan, menumbuhkan dan memproduksi baik yang mencakup kepada aspek jasmaniah maupun rohaniah (Samsul Nizar, 2001, 87). <br />
Kata Rabb di dalam Al-Qur’an diulang sebanyak 169 kali dan dihubungkan pada obyek-obyek yang sangat banyak. Kata Rabb ini juga sering dikaitkan dengan kata alam, sesuatu selain Tuhan. Pengkaitan kata Rabb dengan kata alam tersebut seperti pada surat Al-A’raf ayat 61: <br />
قَالَ يَاقَوْمِ لَيْسَ بِي ضَلاَلَة ٌ وَلَكِنِّي رَسُول ٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ<br />
“ Nuh menjawab: Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun tetapi aku adalah utusan Tuhan semesta alam.”<br />
Pendidikan diistilahkan dengan ta’dib, yang berasal dari kata kerja “addaba” . Kata al-ta’dib diartikan kepada proses mendidik yang lebih tertuju pada pembinaan dan penyempurnaan akhlak atau budi pekerti peserta didik (Samsul Nizar, 2001: 90). Kata ta’dib tidak dijumpai langsung dalam al-Qur’an, tetapi pada tingkat operasional, pendidikan dapat dilihat pada praktek yang dilakukan oleh Rasulullah. Rasul sebagai pendidik agung dalam pandangan pendidikan Islam, sejalan dengan tujuan Allah mengutus beliau kepada manusia yaitu untuk menyempurnakan akhlak (Jalaluddin, 2003: 125). Allah juga menjelaskan, bahwa sesungguhnya Rasul adalah sebaik-baik contoh teladan bagi kamu sekalian. <br />
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَة ٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرا<br />
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”(Q.S. Al-Ahzab, 21)<br />
Selanjutnya Rasulullah Saw meneruskan wewenang dan tanggung jawab tersebut kepada kedua orang tua selaku pendidik kodrati. Dengan demikian status orang tua sebagai pendidik didasarkan atas tanggung jawab keagamaan, yaitu dalam bentuk kewajiban orang tua terhadap anak, mencakup memelihara dan membimbing anak, dan memberikan pendidikan akhlak kepada keluarga dan anak-anak. <br />
Pendidikan disebut dengan ta’lim yang berasal dari kata ‘alama berkonotasi pembelajaran yaitu semacam proses transfer ilmu pengetahuan. Dalam kaitan pendidikan ta’lim dipahami sebagai sebagai proses bimbingan yang dititikberatkan pada aspek peningkatan intelektualitas peserta didik (Jalaluddin, 2003: 133). Proses pembelajaran ta’lim secara simbolis dinyatakan dalam informasi al-Qur’an ketika penciptaan Adam As oleh Allah Swt. Adam As sebagai cikal bakal dari makhluk berperadaban (manusia) menerima pemahaman tentang konsep ilmu pengetahuan langsung dari Allah Swt, sedang dirinya (Adam As) sama sekali kosong. Sebagaimana tertulis dalam surat al-Baqarah ayat 31 dan 32:<br />
وَعَلَّمَ آدَمَ الأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلاَئِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَاؤُلاَء إِنْ كُنتُمْ صَادِقِينَ <br />
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar.”<br />
قَالُوا سُبْحَانَكَ لاَ عِلْمَ لَنَا إِلاَّ مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ<br />
“ Mereka menjawab, “Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” <br />
Dari ketiga konsep diatas, terlihat hubungan antara tarbiyah, ta’lim dan ta’dib. Ketiga konsep tersebut menunjukkan hubungan teologis (nilai tauhid) dan teleologis (tujuan) dalam pendidikan Islam sesuai al-Qur’an yaitu membentuk akhlak al-karimah</div></div><div class="smalltext modified" id="modified_62862"> </div> </div><div class="inner" id="msg_62859"><!--more--> <div class="post"> <div class="inner" id="msg_62863">a. Ayat-ayat lain yang berhubungan dengan pendidikan <br />
1. Surat al-Baqarah ayat 129<br />
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولا ً مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ<br />
<br />
“ Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Qur’an) dan hikmah serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” <br />
2. Surat al-Baqarah ayat 151<br />
كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولا ً مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ<br />
<br />
“Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu), Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu al-Kitab dan hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.”<br />
3. Surat Luqman ayat 13 <br />
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِه ِِ وَهُوَ يَعِظُه ُُ يَابُنَيَّ لاَ تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيم<br />
<br />
“Dan ingatlah ketika luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang besar.” <br />
4. Surat Luqman ayat 14<br />
وَوَصَّيْنَا الإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّه ُُ وَهْنا ً عَلَى وَهْن ٍ وَفِصَالُه ُُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ <br />
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang tua (ibu bapaknya); ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku, dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”</div></div><div class="moderatorbar"> <div class="smalltext modified" id="modified_62863"> </div><div class="smalltext reportlinks"> <img alt="" border="0" src="http://forum.dudung.net/Themes/default/images/ip.gif" /> Tercatat </div></div><span class="botslice"><span></span></span> <span class="topslice"><span></span></span> <div class="poster"> <h4> prince_darkness </h4><ul class="reset smalltext" id="msg_62864_extra_info"><li class="membergroup">Pengunjung</li>
</ul></div><div class="flow_hidden"> <div class="keyinfo"> <div class="messageicon"> <img alt="" border="0" src="http://forum.dudung.net/Themes/default/images/post/xx.gif" /> </div><h5 id="subject_62864"> <a href="http://forum.dudung.net/index.php/topic,5368.msg62864.html?PHPSESSID=b1763739b55be4efb81fddd08f06f264#msg62864" rel="nofollow">Re: Makalah : Konsep Pendidikan Islam</a> </h5><div class="smalltext">« <strong>Jawab #4 pada:</strong> Juni 14, 2007, 08:59:30 pm »</div></div></div>b. Tafsir surat al-Baqarah ayat 31-34 <br />
Penjelasan dari ayat diatas, makna Dia yakni Allah mengajar Adam nama-nama benda seluruhnya, yakni memberinya potensi pengetahuan tentang nama-nama atau kata-kata yang digunakan menunjuk benda-benda, atau mengajarkannya mengenal fungsi benda-benda. <br />
Ayat ini menginformasikan bahwa manusia dianugerahi potensi untuk mengetahui nama atau fungsi dan karakteristik benda-benda, misalnya fungsi api, fungsi angin dan sebagainya. Dia juga dianugerahi potensi untuk berbahasa. Sistem pengajaran bahasa kepada manusia (anak-anak) bukan dimulai dengan mengajarkan kata kerja, tetapi mengajarnya terlebih dahulu nama-nama (yang mudah), seperti ini papa, ini mama, itu pena, itu pensil dan sebagainya. Itulah sebagian makna yang dipahami oleh para ulama dari firman-Nya: Dia mengajar Adam nama-nama (benda) seluruhnya.(M.Quraish Shihab, vol.1, 2002: 146) <br />
Bagi ulama-ulama yang memahami pengajaran nama-nama kepada Adam As, dalam arti mengajarkan kata-kata, diantara mereka ada yang berpendapat bahwa kepada beliau dipaparkan benda-benda itu, dan pada saat yang sama beliau mendengar suara yang menyebut nama benda yang dipaparkan itu. Ada juga yang berpendapat bahwa Allah mengilhamkan kepada Adam As nama benda itu pada saat dipaparkannya sehingga beliau memiliki kemampuan untuk memberi kepada masing-masing benda nama-nama yang membedakannya dari benda-benda yang lain. Pendapat ini lebih baik dari pendapat pertama. Ia pun tercakup oleh kata mengajar karena mengajar tidak selalu dimaknakan menyampaikan suatu kata atau idea, tetapi dapat juga berarti mengasah potensi yang dimilki peserta didik sehingga pada akhirnya potensi itu terasah dan dapat melahirkan aneka pengetahuan. <br />
Apapun tafsiran ayat tersebut, namun yang pasti salah satu keistimewaan manusia adalah kemampuannya mengekspresikan apa yang terlintas dalam benaknya serta kemampuannya menangkap bahasa sehingga mengantarkannya untuk mengetahui. Kemampuan manusia merumuskan idea dan memberi nama bagi segala sesuatu merupakan langkah menuju terciptanya manusia berpengetahuan dan lahirnya ilmu pengetahuan.(M. Quraish Shihab, vol.1,2002, 147)<br />
Kata al-‘alim terambil dari akar kata ‘ilm berarti menjangkau sesuatu sesuai dengan keadaannya yang sebenarnya. Bahasa Arab menggunakan semua kata yang tersusun dari huruf ‘ain, lam dan mim dalam berbagai bentuknya untuk menggambarkan sesuatu yang sedemikian jelas sehingga tidak menimbulkan keraguan. Allah Swt menamai dirinya “alim karena pengetahuan-Nya yang amat jelas sehingga terungkap baginya hal-hal yang sekecil-kecilnya apapun. <br />
Pengetahuan semua makhluk bersumber dari pengetahuan-Nya. “Allah mengetahui apa-apa yang dihadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.” (Q.S. al-Baqarah, 255) <br />
Melalui informasi ayat diatas, diketahui bahwa pengetahuan yang dianugerahkan Allah Swt kepada Adam As, atau potensi untuk mengetahui segala sesuatu dari benda-benda dan fenomena alam merupakan bukti kewajaran Adam As menjadi khalifah di muka bumi ini. <br />
Kekhalifahan di bumi adalah kekhalifahan yang bersumber dari Allah Swt, yang antara lain bermakna melaksanakan apa yang dikehendaki Allah menyangkut bumi ini. Dengan demikian pengetahuan atau potensi yang dianugerahkan Allah itu merupakan syarat sekaligus modal utama untuk mengelola bumi ini. Tanpa pengetahuan atau pemanfaatan potensi berpengetahuan, maka tugas kekhalifahan manusia akan gagal, walau dia tekun beribadah kepada Allah Swt, serupa dengan sujud dan ketaatan malaikat. Akhirnya, Allah Swt, bermaksud menegaskan bahwa bui tidak dikelola semata-mata hanya dengan tasbih dan tahmid tetapi dengan amal ilmiah dan ilmu amaliyah. </div><div class="inner" id="msg_62859"><!--more--> <div class="post"> <div class="inner" id="msg_62865">c. Tafsir surat Al-Baqarah ayat 129 dan ayat 151<br />
Adapun surat al-Baqarah ayat 129 memuat tentang do’a nabi Ibrahim As supaya Allah menurunkan di kalangan anak cucu keturunannya seorang Rasul yang menyampaikan pokok-pokok pendidikan dan pengajaran agar mereka kembali kepada kesuciannya. Dan Rasul yang dimaksud adalah Nabi Muhammad Saw, beliau membawa petunjuk pendidikan dan pengajaran untuk dapat mereka pedomani dalam kehidupannya. <br />
Rasul yang domohonkan (Nabi Muhammad Saw) bertugas untuk terus membacakan kepada umatnya ayat-ayat Allah baik berupa wahyu yang diturunkan, maupun alam raya yang diciptakan, dan terus mengajarkan kepada mereka kandungan al-Kitab yaitu al-Qur’an, atau tulis baca, dan al-Hikmah yakni Sunnah, atau kebijakan dan kemahiran melaksanakan hal yang mendatangkan manfaat serta menampik mudharat, serta mensucikan jiwa umatnya dari segala macam kotoran, kemunafikan, dan penyakit-penyakit jiwa (M.Quraish Shihab,Vol.1, 2002:327) <br />
Hal-hal yang dimohonkan Nabi Ibrahim diatas, mempunyai keserasian perurutannya. Dimulai dengan permohonan kehadiran rasul yang menyampaikan tuntunan Allah, yakni membacakan Al-Qur’an, selanjutnya permohonan untuk mengajarkan makna dan pesan-pesanya, kemudian pengetahuan yang menghasilkan kesucian jiwa, melalui pengamalan sesuai dengan tuntunan Allah Swt (M.Quraish Shihab,Vol.1, 2002: 328)<br />
Terdapat banyak kaitan antara kandungan ayat 129 dan ayat 151. Pada ayat 151 menyucikan ditempatkan pada peringkat kedua dari lima macam anugerah Allah dalam konteks memperkenankan do’a Nabi Ibrahim, yaitu: Rasul dari kelompok mereka, membacakan ayat-ayat Allah, menyucikan mereka, mengajarkan al-Kitab dan al-Hikmah, mengajarkan apa yang mereka belum ketahui. <br />
Kalimat mengajarkan apa yang belum mereka ketahui merupakan nikmat tersendiri, mencakup banyak hal dan melalui berbagai cara. Sejak awal diturunkannya al-Qur’an telah mengisyaratkan dalam wahyu pertama (iqra’) bahwa ilmu yang dperoleh manusia diraih dengan dua cara, pertama melalui upaya belajar mengajar dan yang kedua anugerah langsung dari Allah berupa ilham dan intuisi.(M. Quraish Shihab, vol,1, 2002, 361). </div></div><div class="smalltext modified" id="modified_62865"> </div> </div><div class="inner" id="msg_62859"><!--more--> d. Tafsir surat Luqman ayat 13-14. <br />
Dari ayat tersebut Allah menjelaskan cara menetapkan aqidah kepada anak, bertauhid, mengesakan Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu selain Allah. Masalah tauhid dikaitkan dengan hubungan antara orang tua dan anak. Allah mengingatkan betapa penting dan dominan peran orang tua dalam menanamkan nilai-nilai tauhid dalam diri anak-anak. <br />
Pendidikan dalam ayat tersebut sejalan dengan konsep pendidikan tarbiyah yang menitikberatkan pada pelaksanaan nilai-nilai Ilahiyat yang bersumber dari Allah selaku Rabb al-‘Alamin. Dalam hubungan anatar manusia, tugas penyampaian nilai-nilai ajaran itu dibebankan kepada orang tua, sedangkan para pendidik tak lebih hanyalah sebagai tenaga professional yang mengemban tugas berdasarkan keparcayaan para orang tua. <br />
Secara garis besar nasehat dalam ayat tersebut berisi tentang hal-hal berikut, (Jalaluddin, 2003: 121):<br />
1. Masalah ketauhidan, yaitu larangan menyekutukan Allah. Walaupun seandainya perintah menyekutukan Allah datang dari orang tua (ibu dan bapak), maka perintah tersebut tetap harus ditolak. <br />
2. Kewajiban anak untuk berbakti kepada ibu bapaknya dengan cara berlaku santun dan lemah lembut. <br />
3. Menyangkut misi utama kemanusiaan, yaitu berupa kewajiban menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar. <br />
4. Membangun hubungan manusia dengan melakukan perbuatan baik, sikap dan perilaku dalam pergaulan, serta kesedehanaan dalam berkomunikasi dengan sesama. <br />
Pada ayat ke 14, nasehat tersebut menekankan kepada anak agar senantiasa mengormati ibu terlebih dahulu, ini disebabkan karena ibu telah melahirkannya dengan susah payah, kemudian memeliharanya dengan kasih sayang yang tulus ikhlas, sehingga ibu berpotensi untuk tidak dihiraukan oleh anak karena kelamahan ibu yang berbeda dengan bapak. Di sisi lain peranan bapak dalam konteks kelahiran anak lebih ringan di banding dengan peranan ibu. (M. Quraish Shihab, vol.11, 2002, 129). Tetapi keduanya tetaplah orang tua yang mempunyai tugas utama dalam mendidik anak sehingga proses kedewasaan. <br />
Para pakar ilmu pendidikan menjelaskan bahwa usaha pendidikan adalah usaha sadar yang dilaksanakan oleh seseorang yang menghayati tujuan pendidikan. Berarti bahwa tugas pendidikan dibebankan kepada seseorang yang lebih dewasa dan matang, yaitu orang yang mempunyai integritas kepribadian dan kemampuan yang profesional (Umar Shihab, 2005: 169) <br />
Isi nasehat keempat diatas mengantarkan pada kejelasan makna bahwa ada patokan fundamental tentang pendidikan dalam al-Qur’an. Pendidikan dapat disimpulkan sebagai suatu peristiwa komunikasi yang berlangsung dalam situasi dialogis antara manusia untuk mencapai tujuan tertentu (Umar Shihab, 2005: 154) <br />
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan konsep pendidikan menurut Al-Qur’an diarahkan pada upaya menolong anak didik agar dapat melaksanakan fungsinya mengabdi kepada Allah. Seluruh potensi yang dimiliki anak didik yaitu potensi intelektual, jiwa dan jasmani harus di bina secara terpadu dalam keselarasan, keserasian dan keseimbangan yang tergambar dalam sosok manusia seutuhnya. </div><div class="inner" id="msg_62859"><!--more--> D. Kesimpulan <br />
Pendidikan Islam yang sejalan dengan konsep pendidikan menurut al-Qur’an terangkum dalam tiga konsep yaitu pendidikan tarbiyah, ta’lim dan ta’dib. Pendidikan dalam konsep tarbiyah lebih menerangkan pada manusia bahwa Allah memberikan pendidikan melalui utusan-Nya yaitu Rasulullah Saw dan selanjutnya Rasul menyampaikan kepada para ulama, kemudian para ulama menyampaikan kepada manusia. Sedangkan pendidikan dalam konsep ta’lim merupakan proses tranfer ilmu pengetahuan untuk meningkatkan intelektualitas peserta didik. Kemudian ta’dib merupakan proses mendidik yang lebih tertuju pada pembinaan akhlak peserta didik. <br />
Konsep pendidikan menurut al-Qur’an terangkum dalam ayat-ayat yang berhubungan dengan pendidikan di dalam Kitab al-Qur’an itu sendiri seperti pada ayat-ayat yang telah dijelaskan yaitu surat al-Baqarah ayat 31-34, 129, dan 151 menjelaskan tentang pelajaran yang diberikan Allah kepada Nabi Adam As, dan pokok-pokok pendidikan yang diberikan Rasul kepada umatnya. Surat Luqman ayat 13-14 berisi tentang konsep pendidikan utama yakni pendidikan orang tua terhadap anak. <br />
<br />
Daftar Pustaka <br />
<br />
Anshari, Endang Saefuddin, Pokok-Pokok Pikiran tentang Islam, Usaha Enterprise, Jakarta: 1976<br />
<br />
Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam, Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta: Logos, Wacana Ilmu <br />
<br />
--------, Esei-esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, Wacana Ilmu, 1998<br />
<br />
Arifin, Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2003<br />
Cowie, Hornby, Oxford Advanced Learners Dictionary of Current English, London:Oxford University Press, 1974 <br />
<br />
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung, Gema Risalah Press, 1992<br />
<br />
Jalaluddin, Teologi Pendidikan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003<br />
Natsir, Muhammad, Kapita Selekta, Bandung, Gravenhage, 1954<br />
Nizar, Samsul, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001<br />
<br />
Redaksi Penerbit, Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Asa Mandiri, 2006<br />
<br />
Shihab, Umar, Kontekstualitas Al-Qur’an; Kajian Tematik Atas Ayat-Ayat Hukum Dalam Al-Qur’an, Jakarta: Penamadani, 2005<br />
<br />
Shihab, Quraish, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2002 Vol. 1<br />
<br />
--------, Tasfir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2002, vol. 11<br />
<br />
--------, Membumikan Al-Qur’an, Bandung, Mizan: 1994 <br />
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989</div><div class="inner" id="msg_62859">by : http://forum.dudung.ne<br />
<!--more--> </div></div><div class="smalltext modified" id="modified_62859"> </div></div>Endy Nugrohohttp://www.blogger.com/profile/13326727034536074246noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6705609695428823841.post-83466961756417491922011-05-22T21:27:00.000-07:002012-06-21T06:00:09.724-07:00Ciri-ciri orang jenius<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="font-family: trebuchet ms; font-size: 113%;"><span style="font-weight: bold;">Albert Einstein</span>. Mengapa gambar sang ahli fisika itu yang saya tampilkan dalam <span class="IL_AD" id="IL_AD3">artikel</span> ini? Ya, dialah sosok yang identik dengan kata<span style="font-weight: bold;"> JENIUS</span>, atau bisa dibilang iconnya <span style="font-weight: bold;">jenius.</span><span style="font-weight: bold;"><br />
<br />
Jenius atau Genius</span> adalah istilah yang digunakan untuk menyebut seseorang yang memiliki <span style="font-weight: bold;">kecerdasan intelektual / IQ</span> yang tinggi dan seringkali dengan pemikirannya mereka menghasilkan suatu karya yang kreatif dan orisinal yang bahkan tidak terpikirkan sedikitpun oleh kebanyakan orang.<br />
<br />
Memang ada banyak <span class="IL_AD" id="IL_AD12">versi</span> yang menjelaskan mengenai tingkat atau <span style="font-weight: bold;">level IQ (Intellegence Quotient) </span>orang sehingga layak menyandang predikat<span style="font-weight: bold;"> jenius</span>. Namun tahukah anda bahwa ada beberapa tanda-<span style="font-weight: bold;">tanda atau ciri orang jenius</span> yang bisa kita lihat pada diri orang lain, atau pada diri kita sendiri.<br />
<br />
Inilah <span style="font-weight: bold;">tanda atau ciri orang jenius</span> yang telah saya rangkum dari berbagai sumber :<br />
</span><br />
<ol>
<li><span style="font-weight: bold;">Mudah dan cepat menangkap apa yang dibicarakan orang </span>meskipun seolah tidak memperhatikan pembicara (Lebih fokus pada <span class="IL_AD" id="IL_AD4">auditory</span> dibanding visualisasi). Cukup beberapa kata kunci yang didengar di awal, seorang jenius sudah mampu memahami seluruh isi materi yang disampaikan orang lain tanpa perlu memperhatikan sampai akhir.</li>
<li><span style="font-weight: bold;">Memiliki kemampuan mengingat dan menghafal yang luar biasa</span>. Seorang jenius dapat menghafal dengan cepat sesuatu yang dilihat dan didengar. Contohnya menghafal nomor telepon teman.</li>
<li><span style="font-weight: bold;">Dapat berkonsentrasi dalam waktu yang lama pada hal-hal yang diminatinya. </span></li>
<li>Sangat mudah bosan dengan rutinitas atau kegiatan yang tidak diminati. <span style="font-weight: bold;">Seorang jenius mudah bosan dengan sesuatu yang sudah pernah dikerjakan atau dikenali.</span></li>
<li><span style="font-weight: bold;">Tertarik pada hal-hal yang ekstrem. </span>Seorang jenius juga tertarik dengan hal-hal berbau misteri, fantasi, <span class="IL_AD" id="IL_AD7">spiritual</span>, magic, mistik dan fiksi (misal UFO, misteri atau dunia Hantu, dsb).</li>
<li><span style="font-weight: bold;"> Cenderung melanggar aturan.</span> Seorang jenius lebih suka melakukan hal dengan caranya sendiri dengan berperilaku tidak mengikuti kebiasaan lazim.</li>
<li><span style="font-weight: bold;"> </span><b>Pemikiran orisinil</b>. Seseorang yang jenius mulai dengan pemikiran yang terbuka, teratur, mengambil perspektif-perspektif baru, mampu menguraikan masalah dan menyatukannya kembali dengan <span class="IL_AD" id="IL_AD6">cara</span> yang lebih baik.</li>
<li><span style="font-weight: bold;">Mensederhanakan perkara/ <span class="IL_AD" id="IL_AD11">problem</span> yang rumit.</span></li>
<li style="font-family: georgia;"><b>Lebih suka bergaul dengan yang lebih tua / dewasa,</b> karena merasa lebih cocok, dengan bahasa dan bahan perbincangan yang belum banyak dipahami anak seusianya.</li>
<li><span style="font-weight: bold;">Suka berfantasi, berinovasi dan membuat sesuatu/ penemuan baru yang belum dipikirkan orang sebelumnya.</span></li>
<li><span style="font-weight: bold;">Dapat menyelesaikan puzzle yang rumit (semisal Sudoku, rubic atau <span class="IL_AD" id="IL_AD8">complex</span> <span class="IL_AD" id="IL_AD10">games</span> lainnya) atau soal yang bersifat matematis/angka2 dan mengutamakan logika, dalam waktu yang singkat.</span></li>
<li><span style="font-weight: bold;">Konvensional dalam hal berbusana. </span>Seorang jenius tidak terlalu memikirkan penampilan.(Lihat <span class="IL_AD" id="IL_AD2">Albert Einstein</span> :D).</li>
<li><span style="font-weight: bold;">Punya rasa ingin tahu yang tinggi dan sangat banyak akal. </span>Seorang jenius dapat memecahkan masalah yang bahkan belum pernah dihadapinya dengan cepat karena punya banyak ide untuk mendapat solusinya.</li>
<li><span style="font-weight: bold;">Suka tantangan dan cakap dalam hitung-hitungan (Matematika).<br />
</span></li>
</ol>
Itulah beberapa tanda atau ciri orang jenius yang saya dapat. <span style="font-weight: bold;">Tanda /ciri jenius</span> juga bisa dilihat pada anak-anak kecil. <span style="font-weight: bold;">Tanda-tanda bakat anak jenius</span> meliputi saraf otak yang lebih terdepan, memiliki kemampuan lisan dan membaca yang baik, daya tangkap cepat, serta bisa <span class="IL_AD" id="IL_AD9">memberikan</span> alasan atas apa yang telah dilakukannya. Contohnya seorang anak mendengar sesuatu yang dikatakan orang tuanya secara cepat, dan dalam beberapa bulan kemudian dia bisa menceritakannya kembali. <span style="font-weight: bold;">Kemampuan menguasai banyak bahasa</span> juga merupakan salah satu tanda orang jenius.<br />
<br />
Nah, bagaimana dengan anda? apakah termasuk manusia jenius? Jika anda tidak ada dalam tanda-tanda yang disebutkan diatas, jangan berkecil hati dulu. Ingat kata <span style="font-weight: bold;"><span class="IL_AD" id="IL_AD5">Thomas Alva Edison</span></span> ,"Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% kerja keras". So, let us work hard!!!</div>Endy Nugrohohttp://www.blogger.com/profile/13326727034536074246noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6705609695428823841.post-15705578759529378132011-05-21T00:08:00.001-07:002011-05-21T00:08:13.191-07:00Macam-macam metode mendidik islam<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Macam-macam Metode Pendidikan Islam<br />
<br />
Sebelum kita membahas tentang macam-macam metode pendidikan Islam, maka terlebih dahulu akan dijelaskan beberapa pendekatan yang ada dalam metode pendidikan Islam, karena metode lahir untuk merealisasikan pendekatan yang telah ditetapkan.<br />
Dalam Al-Quran, pendekatan tersebut menggunakan sistem multiple approach. Diantaranya adalah:<br />
1. Pendidikan religius. Manusia dilahirkan memilliki fitrah (potensi dasar) atau bakat agama.<br />
2. Pendekatan filosofis. Manusia adalah makhluk rasional atau berakal pikiran untuk mengembangkan diri dan kehidupannya.<br />
3. Pendekatan rasio kultural. Manusia adalah makhluk bermasyarakat dan berkebudayaan sehingga latar belakangnya mempengaruhi proses pendidikan.<br />
4. Pendekatan scientific. Bahwa manusia memiliki kemampuan kognitif dan afektif yang harus ditumbuhkembangkan. <br />
Adapaun secara umum metode pendidikan Islam dapat dikategorikan menjadi beberapa bagian, yaitu:<br />
1. Metode ceramah, memberikan pengertian dan uraian suatu masalah.<br />
2. Metode diskusi memecahkan masalah dengan berbagai tanggapan.<br />
3. Metode eksperimen, mengetahui terjadinya proses suatu masalah.<br />
4. Metode demonstrasi, menggunakan praga untuk memperjelas masalah.<br />
5. Metode pemberian tugas, dengan cara memberi tugas tertentu secara bebas dn bertanggung jawab.<br />
6. Metode sosiodrama, menunjukkan tingkah laku kehidupan.<br />
7. Metode drillm mengukur daya serap terhadap pelajaran.<br />
8. Metode kerja kelompok.<br />
9. Metode tanya jawab.<br />
10. Metode proyek, memecahkan masalah dengan langkah-langkah secara ilmiah, logis dan sistematis<br />
<div style="background-color: transparent; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: left; text-decoration: none;"><br />
Sumber: <a href="http://id.shvoong.com/humanities/religion-studies/2132448-macam-macam-metode-pendidikan-islam/#ixzz1My6ODH6g" style="color: #003399;">http://id.shvoong.com/humanities/religion-studies/2132448-macam-macam-metode-pendidikan-islam/#ixzz1My6ODH6g</a></div></div>Endy Nugrohohttp://www.blogger.com/profile/13326727034536074246noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6705609695428823841.post-68208642769622488262011-05-21T00:01:00.001-07:002011-05-21T00:01:53.460-07:00KONSEP PENDIDIKAN UNTUK GENERASI MUSLIM BERKUALITAS<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Islam dikenal sebagai agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Namun Islam bukanlah hasil ijtihad atau pemikiran beliau saw. Akan tetapi langsung berasal dari Allah SWT. Di antara agama (syariat) yang pernah diturunkan Allah, Islam adalah yang agama terakhir yang paling sempurna seperti firman Allah SWT:</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify;">“Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu dan telah Kuridloi Islam itu menjadi agama bagimu.” (Qs. Al-Maidah [5]: 3).</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Kesempurnaan Islam ditandai antara lain dengan ketercakupan semua aktivitas manusia di semua aspek kehidupan di dalam aturan-aturannya, juga kemampuan Islam memecahkan semua masalah yang muncul di dalamnya. Tidak ada satu perbuatan manusia pun yang tidak ada aturannya dalam Islam.</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Di dalam Islam telah ditetapkan bahwa setiap amal perbuatan harus terikat dengan aturan Islam. Firman Allah SWT:</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify;">“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.” (Qs. Al-Hasyr [59]: 7).</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify;">Sabda Rasulullah saw: “Barangsiapa yang melakukan perbuatan yang tidak didasarkan pada perintah kami, maka tertolak.”</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Dengan demikian ajaran Islam sempurna dan kaum muslimin harus mengikatkan setiap aktivitasnya dengan aturan-aturan Islam yang sempurna, termasuk juga aktivitasnya dalam membentuk generasi mendatang yang berkualitas.<br />
<br />
</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b>A. Tujuan Pendidikan Islam</b></div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Pendidikan Islam yang merupakan upaya sadar, terstruktur, terprogram dan sistematis yang bertujuan untuk membentuk manusia yang: (1) memiliki kepribadian Islam, (2) menguasai tsaqofah Islam, (3) menguasai ilmu pengetahuan (iptek) dan (4) memiliki ketrampilan yang memadai.</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><b>1. Membentuk Kepribadian Islam (Syakhshiyyah Islamiyyah)</b></div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify;">“Tidaklah beriman salah seorang diantara kalian, sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa-apa (dinul Islam) yang kubawa” (Hadist Arba’in An-Nawawiyyah)</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify;">Kepribadian Islam merupakan konsekuensi keimanan seorang muslim dalam kehidupannya. Kepribadian Islam seseorang akan tampak pada pola pikirnya (aqliyah) dan pola sikap dan tingkah lakunya (nafsiyah) yang distandarkan pada aqidah Islam.</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Pada prinsipnya terdapat tiga langkah dalam pembentukan dan pengembangan kepribadian Islam sebagaiman yang pernah diterapkan Rasulullah Saw. Pertama, melakukan pengajaran aqidah dengan teknik yang sesuai dengan karakter aqidah Islam yang merupakan aqidah aqliyyah (aqidah yang muncul melalui proses perenungan pemikiran yang mendalam). Kedua, mengajaknya untuk selalu bertekat menstandarkan aqliyyah dan nafsiyyahnya pada aqidah Islam yang dimilikinya. Ketiga, mengembangkan aqliyyah Islamnya dengan tsaqofah Islam dan mengembangkan nafsiyyah Islamnya dengan dorongan untuk menjadi lebih bertaqwa, lebih dekat hubungannya dengan Penciptanya, dari waktu ke waktu.</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Seseorang yang beraqliyyah Islam tidak akan mau punya pendapat yang bertentangan dengan ajaran Islam. Semua pemikiran dan pendapatnya selalu sesuai dengan keislamannya. Tidak pernah keluar pernyataan: “Dalam Islam memang dilarang, tetapi menurut saya itu tergantung pada pribadi kita masing-masing.” Harusnya pendapat yang keluar contohnya adalah “Sebagai seorang muslim, tentu saya berpendapaat hal itu buruk, karena Islam mengharamkannya.” Ketika ia belum mengetahui bagaimana ketetapan Islam atas sesuatu, maka ia belum berani berpendapat mengenai sesuatu itu. Ia segera menambah tsaqofah Islamnya agar ia segera bisa bersikap terhadap sesuatu hal yang beru baginya itu.</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Seseorang yang bersikap dan bertingkah laku (bernafsiyyah) Islami adalah seseorang yang mampu mengendalikan semua dorongan pada dirinya agar tidak bertentangan dengan ketentuan Islam. Ketika muncul dorongan untuk makan pada dirinya, ia akan makan makanan yang halal baginya dengan tidak berlebih-lebihan. Ketika muncul rasa tertariknya pada lawan jenis, ia tidak mendekati zina, namun ia menyalurkan rasa senangnya kepada lawan jenis itu lewat pernikahan. Nafsiyyah seseorang harusnya semakin lama semakin berkembang. Kalau awalnya ia hanya melakukan yang wajib dan menghindari yang haram, secara bertahap ia meningkatkan amal-amal sunnah dan meninggalkan yang makruh. Dengan semakin banyak amal sunnah yang ia lakukan, otomatis semakin banyak aktivitas mubah yang ia tinggalkan.</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Seorang yang berkepribadian Islam tetaplah manusia yang tidak luput dari kesalahan, tidak berubah menjadi malaikat. Hanya saja ketika ia khilaf melakukan kesalahan, ia segera sadar bertobat kepada Allah dan memperbaiki amalnya sesuai dengan Islam kembali.</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><b>2. Mengusai Tsaqofah Islam</b></div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">“Katakanlah (hai Muhammad), apakah sama orang-orang yang berpengetahuan dengan orang-orang yang tidak berpengetahuan.” (Qs. az-Zumar [39]: 9).</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Berbeda dengan ilmu pengetahuan (science), tsaqofah adalah ilmu yang didapatkan tidak lewat eksperimen (percobaan), tetapi lewat pemberitaan, pemberitahuan, atau pengambilan kesimpulan semata. Tsaqofah Islam adalah tsaqofah yang muncul karena dorongan seseorang untuk terikat pada Islam dalam kehidupannya. Seseorang yang beraqidah Islam tentu ingin menyesuaikan setiap amalnya sesuai dengan ketetapan Allah. Ketetapan-ketetapan Allah ini dapat difahami dari ayat-ayat al-Qur’an dan hadist-hadist Rasulullah. Maka ia terdorong untuk mempelajari tafsir al-Qur’an dan mempelajari hadist. Karena al-Qur’an dan hadist dalam bahasa Arab, maka ia harus mempelajari Bahasa Arab. Karena teks-teks al-Qur’an dan hadist memuat hukum dalam bentuk garis besar, maka perlu memiliki ilmu untuk menggali rincian hukum dari al-Qur’an dan hadist yaitu ilmu ushul fiqh. Pada saat seseorang belum mampu memahami ketentuan Allah langsung dari teks Al Qur’an dan hadist karena keterbatasan ilmunya, maka ia bertanya tentang ketetapan Allah kepada orang sudah memahaminya, dengan kata lain ia mempelajari fiqh Islam.</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Demikianlah Bahasa Arab, Tafsir, Ilmu Hadist, Ushul Fiqh, dan fiqh merupakan bagian dari tsaqofah Islam. Dengan tsaqofah Islam, setiap muslim dapat memiliki pijakan yang sangat kuat untuk maju dalam kehidupan sesuai dengan arahan Islam.</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><b>3. Menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek)</b></div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinyamalam dan siang terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.” (Qs. Ali-Imran [3]: 190).</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Mengusai iptek dimaksudkan agar umat Islam dapat menjalankan fungsinya sebagai khalifah Allah SWT dengan baik dan optimal di muka bumi ini. Lebih dari itu, Islam bahkan menjadikannya sebagai fardlu kifayah, yaitu suatu kewajiban yang harus dikerjakan oleh sebagian rakyat apabila ilmu-ilmu tersebut sangat dibutuhkan umat, seperti ilmu kedokteran, rekayasa industri, dan lain-lain.</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><b> </b></div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><b>4. Memiliki Ketrampilan Memadai</b></div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">“Siapkanlah bagi mereka kekuatan dan pasukan kuda yang kamu sanggupi.” (Qs. al-Anfaal [8]: 60).</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify;">Penguasaan ketrampilan yang serba material, misalnya ketrampilan dalam industri, penerbangan dan pertukangan, juga merupakan tuntutan yang harus dilakukan oleh umat Islam dalam rangka pelaksanaan tugasnya sebagai khalifah Allah di muka bumi. Sebagaimana halnya iptek, Islam juga menjadikannya sebagai fardlu kifayah. Harus ada yang menguasainya pada saat umat membutuhkannya.</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b>B. Pendidikan Dilaksanakan Sesuai Tahap Perkembangan Anak</b></div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Ahmad Zaki Shaleh membagi lima fase perkembangan anak sebelum baligh yaitu:</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify;">1. Fase prenatal (sebelum lahir)</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify;">2. Masa bayi (0 – 2 tahun)</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify;">3. Masa awal kanak-kanak (3 – 5 tahun)</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify;">4. Pertengahan masa kanak-kanak (6 – 10 tahun)</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify;">5. Akhir masa kanak-kanak (10 – 14 tahun)</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify;">Keberhasilan pendidikan anak sampai masa awal kanak-kanak (balita) terutama ditentukan oleh pihak keluarga, karena banyak dilakukan oleh keluarga dan dalam lingkungan keluarga. Sedangkan mulai pada masa pertengahan kanak-kanak, anak mendapatkan pendidikan di sekolah maka strategi pendidikan yang diterapkan negaralah terutama menentukan pencapaian tujuan pendidikan anak sesuai yang digariskan Islam. Selain keluarga dan negara, pihak lain yang berperan dalam pendidikan anak adalah masyarakat.</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b>C. Pendidikan dalam Keluarga</b></div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan pertama dan terutama bagi anak. Pendidikan di keluarga bertujuan membentuk fondasi kepribadian Islam pada anak, yang akan dikembangkan setelah anak masuk sekolah.</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Pada fase prenatal terjadi pertumbuhan yang penting di dalam rahim ibu. Suasana kesehatan dan kejiwaan ibu sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak dalam rahimnya. Rangsangan yang diberikan ibu kepada anaknya dalam rahim sangat penting bagi perkembangan selanjutnya. Ibu sebaiknya mengaktifkan komunikasi dengan anak sejak dalam rahim. Memasuki bulan keenam dan ketujuh masa kehamilan, bayi mulai mendengar suara-suara seperti detak jantung ibu, suara usus dan paru-paru, dan juga suara lain di luar rahim. Semua itu didengarkan melalui getaran ketuban yang ada dalam rahim. Suara ibu adalah suara manusia yang paling jelas didengar anak, sehingga suara ibu selalu menjadi suara manusia yang paling disukai anak. Anak menjadi tenang ketika ibunya menepuk-nepuk perutnya sambil membisikkan kata manis. Hal ini akan menggoreskan memori di otak anak. Semakin sering hal itu diulang semakin kuat guratan itu pada otak anak. Kemampuan mendengar ini sebaiknya digunakan oleh ibu untuk membuat anaknya terbiasa dengan ayat-ayat al-Qur’an. Karena suara ibulah yang paling jelas, maka yang terbaik bagi anak dalam rahim adalah bacaan ayat al-Qur’an oleh ibunya sendiri, bukan dari tape atau radio atu dari yang lain. Semakin sering ibu membaca al-Qur’an selama kehamilan semakin kuatlah guratan memori al-Qur’an di otak anak.</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Masa 0 – 2 tahun didominasi oleh aktivitas merekam sedang masa 3 – 5 tahun didominasi oleh aktivitas merekam dan meniru. Pada masa sekarang, umumnya perkembangan anak lebih cepat sehingga aktivitas meniru muncul lebih cepat. Pada masa-masa inilah lingkungan keluarga memberikan nilai-nilai pendidikan lewat kehidupan keseharian. Semua orang yang berada di lingkungan keluarga harusnya memberikan perlakuan dan teladan yang baik secara konsisten. Ketika anak sudah mulai bermain ke luar rumah pada masa 3 – 5 tahun keluarga harus sudah bisa membentengi anak dari nilai-nilai atau contoh-contoh buruk yang ada di luar rumah.</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Menurut Fatima Hareen (1976), masa 3-10 tahun merupakan fase-fase cerita dan pembiasaan. Pada saat inilah terdapat lapangan yang luas bagi orangtua untuk menggali cerita-cerita AlQur’an dan sejarah perjuangan Islam. Anak mengenali sifat-sifat pemberani, jujur, dan mulia dari pejuang-pejuang Islam.</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Masa 6 – 10 tahun adalah masa pengajaran adab, sopan santun, dan sifat-sifat ahlaq. Juga merupakan masa pelatihan pelaksanaan kewajiban-kewajiban muslim seperti sholat dan shaum.</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify;">Rasulullah Saw bersabda:</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify;">“Apabila anak telah mencapai usia 6 tahun, maka hendaklah ia diajarkan adab dan sopan santun.” [HR. Ibnu Hibban].</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify;">“Suruhlah nak-anakmu mengerjakan sholat pada usia 7 tahun dan pukullah mereka pada usia 10 tahun bila mereka tidak sholat, dan pisahkan mereka dari tempat tidurnya (laki-laki dan perempuan).” [HR. al-Hakim dan Abu Dawud].</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify;">Masa akhir anak-anak (10-14 tahun) merupakan rentang usia di mana anak-anak umumnya memasuki masa baligh. Jadi masa ini anak-anak sudah dekat sekali atau bahkan sudah baligh. Karenanya pada masa ini pemberian tugas sudah harus dilengkapi dengan sanksi apabila mereka tidak menjalankan tugas yang diberikan. Setelah usia 10 tahun, walaupun mereka belum baligh, kita sudah harus memukul mereka agar mereka menjadi lebih disiplin dalam menjalankan sholat. Tentunya nasehat dalam bentuk verbal juga tidak ditinggalkan.</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Demikianlah pendidikan dalam keluarga menyiapkan anak menjadi muslim <b>YANG BERKUALITAS</b> yang siap menjalankan semua taklif hukum dari Allah ketika ia memasuki usia baligh. Dari proses pendidikan yang digambarkan di atas dapat difahami bahwa sesungguhnya ibu bukan satu-satunya pihak yang bertanggung jawab akan pendidikan anak di dalam keluarga. Namun memang tidak dapat disangkal bahwa ibu adalah pihak yang paling dominan pengaruhnya dalam keberhasilan pendidikan anak karena ialah orang yang pertama kali memberi warna pada anak. Selain itu ibu adalah pihak yang paling dekat dengan anak sehingga dialah yang paling mudah berpengaruh pada anak. Tidak aneh ketika Islam menempatkan ibu sebagai suatu posisi utama bagi seorang wanita. Tugas-tugas sebagai seorang ibu harus didahulukan pelaksanaannya apabila berbenturan dengan pelaksanaan dengan aktivitas lain.</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b>D. Pendidikan Dalam Masyarakat</b></div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Hampir sama dengan pendidikan dalam keluarga, pendidikan di tengah masyarakat juga merupakan pendidikan sepanjang hayat lewat pengalamam hidup sehari-hari. Masyarakat Islam memiliki karakteristik tersendiri dalam membentuk perasaan taqwa di dalam diri individu. Masyarakat sangat berpengaruh dalam mengubah perilaku individu. Masyarakat Islam juga memiliki kepekaan yang tinggi sehingga mampu mencium penyelewengan individu dari jalan Islam dan segera meluruskannya. Dalam pengawasannya individu tidak akan berani melakukan kemaksiyatan secara terang-terangan.</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b>E. Pendidikan di Sekolah</b></div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Di dalam Islam menuntut ilmu adalah wajib ‘ain sebagaiman sabda Rasulullah Saw:</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify;">“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.”</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify;">Dalam hadist lain dikatakan:</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify;">“Jadilah kamu sebagai orang alim atau sebagai orang yang menuntut ilmu, atau sebagai orang yang mendengar ilmu, atau orang yang cinta terhadap ilmu. Akan tetapi janganlah kalian menjadiorang yang kelima (orang yang bodoh), nanti kalian akan binasa.”</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Atas dasar ini maka negara wajib menyediakan pendidikan bagi warga negaranya. Pendidikan ini dilakukan di sekolah-sekolah. Ijma shahabat menunjukkan negara wajib memberikan pendidikan bebas biaya kepada setiap warga negara.</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Karena menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim, maka sekolah tidak bisa dibatasi untuk anak-anak saja. Semua muslim yang sudah baligh harus mendapat jaminan melaksanakan kewajibannya menuntut ilmu. Sedangkan penyediaan sekolah untuk kepentingan terbetuknya generasi yang berkualitas dilakukan untuk anak-anak yang belum baligh sejak mereka berusia 7 tahun.</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Untuk tercapainya tujuan pendidikan dalam Islam yaitu membentuk manusia yang berkepribadian Islam, menguasai tsaqofah Islam, iptek dan ketrampilan maka negara menerapkan sistem pendidikan.</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Kurikulum yang digunakan tentunya bukan kurikulum yang sekuler seperti yang kita temukan saat ini di sekolah-sekolah di Indonesia. Pada kurikulum yang kita temukan saat ini, Islam tidak mewarnai mata pelajaran lain selain mata pelajaran agama Islam. Ketika anak belajar sejarah, ketatanegaraan, ekonomi, ilmu alam, dan yang lain-lain, mereka tidak menemukan kaitan antara pelajaran-pelajaran itu dengan aqidah Islam mereka, bahkan mereka menemukan adanya pertentangan. Mereka tidak mempelajari Siroh dan Tarikh Islam, namun mereka belajar tentang kejayaaan bangsa-bangsa yang menjajah kaum muslimin. Jika mereka belajar sejarah mengenai Islam , mereka mempelajari sejarah yang sudah diputarbalikkan oleh orientalis. Mereka belajar bagaimana negara kapitalis mengelola pemerintahan, bagaimana mereka mengelola ekonomi, sehingga mereka tidak mengenal sistem pemerintahan dan ekonomi Islam. Maka terbentuklah kehidupan mereka yang sekuler. Seharusnya aqidah Islam mewarnai semua mata pelajaran yang mereka dapatkan di sekolah.</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b>F. Tiga komponen kurikulum</b></div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Dalam kurikulum ada tiga komponen yaitu: komponen pembentukan dan pengembangan kepribadian Islam, komponen tsaqofah Islam, dan komponen ilmu kehidupan (iptek dan ketrampilan). Contoh proporsi tiga komponen itu adalah 10: 45: 45.</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Komponen kepribadian Islam diberikan secara konstan dan simultan dari jenjang pendidikan tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Artinya pembinaan kekokohan aqidah, dorongan agar siswa selalu menstandarkan pemikiran, sikap dan tingkah lakunya dengan aqidah Islam dilakukan terus menerus. Perbedaan yang ada hanya antara tingkat dasar dan lanjutan disebabkan siswa di tingkat dasar umumnya siswa yang belum baligh sehingga lebih banyak materi yang menumbuhkan keimanan. Baru setelah baligh, materinya merupakan kelanjutan untuk memelihara keimanan, juga untuk meningkatkan keimanan dan keterikatan kepada hukum syara’.</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Adapun komponen tsaqofah Islam dan ilmu kehidupan diberikan pada semua tingkat pendidikan (dasar sampai PT) secara bertingkat sesuai tingkat pendidikan.</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify;"> </div><div align="center" dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: center;"><b><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;">KESIMPULAN</span></b></div><div align="center" dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: center;"><b><span style="font-size: 14pt; line-height: 200%;"> </span></b></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; line-height: 200%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: Symbol;"><span>Þ<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span dir="ltr">Pendidikan Islam harus di-reorientasikan pada konsep dasarnya, yaitu merujuk kepada pandangan hidup Islam, yang dimulai dengan konsep manusia. Karena konsep manusia adalah sentral maka harus dikembalikan kepada konsep dasar manusia yang disebut fitrah.</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; line-height: 200%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: Symbol;"><span>Þ<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span dir="ltr">Pendidikan Islam yang merupakan upaya sadar, terstruktur, terprogram dan sistematis yang bertujuan untuk membentuk manusia yang: (1) memiliki kepribadian Islam, (2) menguasai tsaqofah Islam, (3) menguasai ilmu pengetahuan (iptek) dan (4) memiliki ketrampilan yang memadai.</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; line-height: 200%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: Symbol;"><span>Þ<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span dir="ltr">Ahmad Zaki Shaleh membagi lima fase perkembangan anak sebelum baligh yaitu:</span></div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">1. Fase prenatal (sebelum lahir)</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">2. Masa bayi (0 – 2 tahun)</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">3. Masa awal kanak-kanak (3 – 5 tahun)</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">4. Pertengahan masa kanak-kanak (6 – 10 tahun)</div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;">5. Akhir masa kanak-kanak (10 – 14 tahun)</div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; line-height: 200%; margin-left: 37.4pt; text-align: justify; text-indent: -37.4pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: Symbol;"><span>Þ<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span dir="ltr">Seseorang yang bersikap dan bertingkah laku (bernafsiyyah) Islami adalah seseorang yang mampu mengendalikan semua dorongan pada dirinya agar tidak bertentangan dengan ketentuan Islam.</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; line-height: 200%; margin-left: 37.4pt; text-align: justify; text-indent: -37.4pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: Symbol;"><span>Þ<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span dir="ltr">Pendidikan Islam tidak hanya menekankan pada aspek kognitif (<em>ta’lim</em>) dan meninggalkan aspek afektif (<em>amal</em> dan <em>akhlaq</em>). Pendidikan yang terlalu intelektualistis juga bertentangan dengan fitrah. Al-Qur’an mensyaratkan agar fikir didahului oleh zikir.</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; line-height: 200%; margin-left: 37.4pt; text-align: justify; text-indent: -37.4pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: Symbol;"><span>Þ<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span dir="ltr">Menurut Imam al-Ghazzali adalah gila dan amal tanpa ilmu itu sombong. Dalam pendidikan Islam keimanan harus ditanamkan dengan ilmu, ilmu harus berdimensi iman, dan amal mesti berdasarkan ilmu.</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; line-height: 200%; margin-left: 37.4pt; text-align: justify; text-indent: -37.4pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: Symbol;"><span>Þ<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span dir="ltr">Mengusai iptek dimaksudkan agar umat Islam dapat menjalankan fungsinya sebagai khalifah Allah SWT dengan baik dan optimal di muka bumi ini.</span></div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; line-height: 200%; margin-left: 37.4pt; text-align: justify; text-indent: -37.4pt; unicode-bidi: embed;"><span dir="ltr">http://khairuddinhsb.blogspot.com </span></div></div>Endy Nugrohohttp://www.blogger.com/profile/13326727034536074246noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6705609695428823841.post-35899290693023300692011-05-20T23:59:00.001-07:002011-05-20T23:59:47.556-07:00KONSEP PENDIDIKAN ISLAM<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Jika makna pendidikan Islam telah terdistorsi oleh konsep-konsep dari Barat, maka konsepnya sudah tentu bergeser dari konsep dasar pendidikan Islam. Konsep pendidikan Islam mestinya tidak menghasilkan SDM yang memiliki sifat <em>zulm</em>, <em>jahl</em> dan <em>junun. </em>Artinya produk pendidikan Islam tidak akan mengambil sesuatu yang bukan haknya, atau meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya (<em>zalim</em>), tidak menempuh cara yang salah dalam mencapai tujuan (<em>jahil</em>) dan tidak salah dalam menentukan tujuan hidup.</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Oleh sebab itu pendidikan Islam harus di-reorientasikan pada konsep dasarnya, yaitu merujuk kepada pandangan hidup Islam, yang dimulai dengan konsep manusia. Karena konsep manusia adalah sentral maka harus dikembalikan kepada konsep dasar manusia yang disebut fitrah. Artinya pendidikan harus diartikan sebagai upaya mengembangkan individu sesuai dengan fitrahnya. Seperti yang tertuang dalam <em>al-A’raf</em>, 172 manusia di alam ruh telah bersyahadah bahwa Allah adalah Tuhannya. Inilah sebenarnya yang dimaksud hadith Nabi bahwa “manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah..”</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Fitrah tidak hanya terdapat pada diri manusia, tapi juga pada alam semesta. Pada keduanya Allah meletakkan ayat-ayat. Namun karena fitrah manusia tidak cukup untuk memahami ayat-ayat <em>kauniyyah</em>, Allah menurunkan al-Qur’an sebagai bekal memahami ayat-ayat pada keduanya<em>. </em>Pada ketiga realitas tersebut (diri, alam dan kalam Allah yakni al-Qur’an) terdapat ayat-ayat yang saling berkaitan dan tidak bertentangan. Oleh sebab itu jika manusia dengan fitrahnya melihat ayat-ayat <em>kauniyyah</em> melalui ayat-ayat <em>qauliyyah</em>, maka ia akan memperoleh <em>hikmah</em>.</div><div dir="ltr" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Agar konsep dan praktek pendidikan Islam tidak salah arah, perlu disusun sesuai dengan fitrah manusia, fitrah alam semesta dan <em>fitrah munazzalah, </em>yaitu al-Qur’an<em>. </em>Jika proses pendidikan itu berjalan sesuai dengan fitrah, maka ia akan menghasilkan rasa berkeadilan dan sikap adil. Adil dalam Islam berarti meletakkan segala sesuatu pada tempat dan maqamnya. Artinya, pendidikan Islam harus mengandug unsur iman, ilmu dan amal agar anak didik dapat memilih yang baik dari yang jahat, jalan yang lurus dari yang sesat, yang benar (<em>haqq</em>) dari yang salah (<em>batil</em>).</div><div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt; unicode-bidi: embed;">Pendidikan Islam tidak hanya menekankan pada aspek kognitif (<em>ta’lim</em>) dan meninggalkan aspek afektif (<em>amal</em> dan <em>akhlaq</em>). Pendidikan yang terlalu intelektualistis juga bertentangan dengan fitrah. Al-Qur’an mensyaratkan agar fikir didahului oleh zikir (<em>Ali Imran</em> 191). Fikir yang tidak berdasarkan pada zikir hanya akan menghasilkan cendekiawan yang luas ilmunya tapi tidak saleh amalnya. Ilmu saja tanpa amal, menurut Imam al-Ghazzali adalah gila dan amal tanpa ilmu itu sombong. Dalam pendidikan Islam keimanan harus ditanamkan dengan ilmu, ilmu harus berdimensi iman, dan amal mesti berdasarkan ilmu. Begitulah, pendidikan Islam yang sesuai dengan fitrahnya, yaitu pendidikan yang beradab</div></div>Endy Nugrohohttp://www.blogger.com/profile/13326727034536074246noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6705609695428823841.post-50708091931692155042011-05-18T00:50:00.000-07:002011-05-18T00:50:04.384-07:00Tahapan Perkembangan Moralitas-Kohlberg<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ketika individu mulai menyadari bahwa ia merupakan bagian dari lingkungan sosial dimana ia berada, bersamaan itu pula individu mulai menyadari bahwa dalam lingkungan sosialnya terdapat aturan-aturan, norma-norma/nilai-nilai sebagai dasar atau patokan dalam berperilaku. Keputusan untuk melakukan sesuatu berdasarkan pertimbangan norma yang berlaku dan nilai yang dianutnya itu disebut moralitas. Dalam hal ini, Kohlberg mengemukakan tahapan perkembangan moralitas individu, sebagaimana tampak dalam tabel berikut :<strong><span id="more-681"></span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><img alt="perkembangan moralitas" border="0" src="http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/02/perkembangan.jpg?w=250" width="250" /></div><table border="1" cellpadding="1" cellspacing="1" style="height: 206px;"><tbody>
<tr style="height: 14.2pt;"> <td style="height: 14.2pt; padding: 0 5.4pt; text-align: center; width: 151.4pt;" width="300">Tingkat</td> <td style="height: 14.2pt; padding: 0 5.4pt; text-align: center; width: 160pt;" width="100">Tahap</td> </tr>
<tr> <td rowspan="2" style="padding: 0 5.4pt; width: 151.4pt;" width="202">Pre Conventional (0 – 9)</td> <td style="padding: 0 5.4pt; width: 160pt;" width="213">Orientasi terhadap kepatuhan dan hukuman</td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0 5.4pt; width: 160pt;" width="213">Relativistik hedonism</td> </tr>
<tr> <td rowspan="2" style="padding: 0 5.4pt; width: 151.4pt;" width="202">Conventional (9 – 15)</td> <td style="padding: 0 5.4pt; width: 160pt;" valign="top" width="213">Orientasi mengenai anak yang baik</td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0 5.4pt; width: 160pt;" valign="top" width="213">Mempertahankan norma-norma sosial dan otoritas</td> </tr>
<tr> <td rowspan="2" style="padding: 0 5.4pt; width: 151.4pt;" width="202">Post Conventional ( > 15 )</td> <td style="padding: 0 5.4pt; width: 160pt;" valign="top" width="213">Orientasi terhadap perjanjian antara dirinya dengan lingkungan sosial</td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0 5.4pt; width: 160pt;" valign="top" width="213">Prinsip etis universal</td></tr>
</tbody></table></div>Endy Nugrohohttp://www.blogger.com/profile/13326727034536074246noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6705609695428823841.post-87550548543296932212011-05-18T00:49:00.003-07:002011-05-18T00:49:40.735-07:00Tahapan Perkembangan Perilaku Konatif-Freud<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Perilaku konatif merupakan perilaku yang berhubungan dengan motivasi atau faktor penggerak perilaku seseorang yang bersumber dari kebutuhan-kebutuhannya. Freud (Di Vesta & Thompson dalam Abin Syamsuddin,2003) mengemukakan tentang tahapan-tahapan perkembangan perilaku yang berhubungan obyek pemuasan psychosexual, sebagaimana tampak dalam tabel berikut ini :</div><div style="text-align: center;"><span id="more-682"></span></div><div style="text-align: center;"><img alt="perilaku konatif" border="0" src="http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/02/perkembangan.jpg?w=250" width="250" /></div><table border="1" cellpadding="1" cellspacing="1" style="height: 206px;"><tbody>
<tr> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; text-align: center; width: 68.25pt;" width="91">Daerah Sensitif</td> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; text-align: center; width: 135.15pt;" width="180">Cara Pemuasan</td> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; text-align: center; width: 117pt;" width="156">Sasaran Pemuasan</td> </tr>
<tr> <td colspan="3" style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 4.45in;" valign="top" width="427">A. MASA BAYI DAN KANAK-KANAK (INFANCY PERIOD)</td> </tr>
<tr> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 68.25pt;" valign="top" width="91">Pre Genital Period</td> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 135.15pt;" width="180">Infantile Sexuality</td> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 117pt;" valign="top" width="156"><br />
</td> </tr>
<tr> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 68.25pt;" width="91">Oral Stage</td> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 135.15pt;" valign="top" width="180"><br />
</td> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 117pt;" valign="top" width="156">Mulut dan benda</td> </tr>
<tr style="height: 11.35pt; page-break-inside: avoid;"> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 68.25pt;" width="91">Early Oral</td> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 135.15pt;" width="180">Menghisap ibu jari</td> <td rowspan="2" style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 117pt;" valign="top" width="156">Mulut sendiri, memilih dan memasukkanbenda kemulut<br />
Memilih benda dan digigitnya secara sadis</td> </tr>
<tr style="height: 11.35pt; page-break-inside: avoid;"> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 68.25pt;" width="91">Late Oral</td> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 135.15pt;" width="180">Menggigit, merusak dengan mulut</td> </tr>
<tr> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 68.25pt;" valign="top" width="91">Anal Stage</td> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 135.15pt;" valign="top" width="180"><br />
</td> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 117pt;" valign="top" width="156">Dubur dan benda</td> </tr>
<tr> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 68.25pt;" width="91">Early Anal</td> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 135.15pt;" width="180">Memeriksa dan memainkan duburnya</td> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 117pt;" valign="top" width="156">Memilih benda dan menyentuhnya/memasukkan ke dubur</td> </tr>
<tr> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 68.25pt;" width="91">Late Anal</td> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 135.15pt;" valign="top" width="180">Memainkan dan memperhatikan duburnya</td> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 117pt;" valign="top" width="156"><br />
</td> </tr>
<tr> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 68.25pt;" width="91">Early GenitalPeriod (phalic stage)</td> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 135.15pt;" valign="top" width="180">Menyentuh, memegang, melihat, menunjukkan alat kelaminnya</td> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 117pt;" valign="top" width="156">Ditujukan kepada orang tuanya (oediphus atau electra phantaties)</td> </tr>
<tr> <td colspan="3" style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 4.45in;" width="427">B. MASA ANAK SEKOLAH (LATENCY PERIOD)</td> </tr>
<tr> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 68.25pt;" width="91">No New Zone<br />
(tidak ada daerah sensitif baru)</td> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 135.15pt;" valign="top" width="180">Represi<br />
Reaksi formasi<br />
Sublimasi dan kecen- derungan kasih sayang</td> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 117pt;" width="156">Berkembangnya perasaan–perasaan sosial</td> </tr>
<tr> <td colspan="3" style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 4.45in;" width="427">C. MASA REMAJA (ADOLESENCE PERIOD)</td> </tr>
<tr> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 68.25pt;" width="91">Late Genital Period</td> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 135.15pt;" valign="top" width="180"><br />
</td> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 117pt;" width="156"><br />
</td> </tr>
<tr style="height: 11.35pt; page-break-inside: avoid;"> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 68.25pt;" width="91">Hidup kembali daerah sensitif waktu masa kanak-kanak</td> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 135.15pt;" width="180">Mengurangi cara-cara waktu masa kanak-kanak</td> <td rowspan="2" style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 117pt;" width="156">Menyenangi diri sendiri (narcisism) atau objek oediphus-nya<br />
Objek pemuasannya mungkin diri sendiri/sejenis (homosexual) atau lain jenis(heterosexual)</td> </tr>
<tr style="height: 11.35pt; page-break-inside: avoid;"> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 68.25pt;" width="91">Akhirnya,siap berfungsinya alat kelamin</td> <td style="height: 11.35pt; padding: 0 5.4pt; width: 135.15pt;" width="180">Munculnya cara orang dewasa memperoleh pemuasan</td></tr>
</tbody></table></div>Endy Nugrohohttp://www.blogger.com/profile/13326727034536074246noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6705609695428823841.post-51300569647756593722011-05-18T00:49:00.001-07:002011-05-18T00:49:14.977-07:00Tahapan Perkembangan Kognitif Individu-Piaget<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Piaget, seorang ahli psikologi kognitif, mengemukakan 4 (empat) tahapan perkembangan kognitif individu , yaitu:</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong>1. Tahap Sensori-Motor (0-2)</strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Inteligensi sensori-motor dipandang sebagai inteligensi praktis (practical intelligence), yang berfaedah untuk belajar berbuat terhadap lingkungannya sebelum mampu berfikir mengenai apa yang sedang ia perbuat. Inteligensi individu pada tahap ini masih bersifat primitif, namun merupakan inteligensi dasar yang amat berarti untuk menjadi fundasi tipe-tipe inteligensi tertentu yang akan dimiliki anak kelak. Sebelum usia 18 bulan, anak belum mengenal object permanence. Artinya, benda apapun yang tidak ia lihat, tidak ia sentuh, atau tidak ia dengar dianggap tidak ada meskipun sesungguhnya benda itu ada. Dalam rentang 18 – 24 bulan barulah kemampuan object permanence anak tersebut muncul secara bertahap dan sistematis.</div><span id="more-630"></span><br />
<div style="text-align: center;"><img alt="Perkembangan Kognitif" border="0" src="http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/02/perkembangan.jpg?w=200" width="200" /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong>2. Tahap Pra Operasional (2–7)</strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pada tahap ini anak sudah memiliki penguasaan sempurna tentang object permanence. Artinya, anak tersebut sudah memiliki kesadaran akan tetap eksisnya suatu benda yang harus ada atau biasa ada, walaupun benda tersebut sudah ia tinggalkan atau sudah tak dilihat, didengar atau disentuh lagi. Jadi, pandangan terhadap eksistensi benda tersebut berbeda dengan pandangan pada periode sensori motor, yakni tidak bergantung lagi pada pengamatannya belaka. Pada periode ditandai oleh adanya egosentris serta pada periode ini memungkinkan anak untuk mengembangkan diferred-imitation, insight learning dan kemampuan berbahasa, dengan menggunakan kata-kata yang benar serta mampu mengekspresikan kalimat-kalimat pendek tetapi efektif.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong>3. Tahap konkret-operasional (7-11)</strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pada periode ditandai oleh adanya tambahan kemampuan yang disebut system of operation (satuan langkah berfikir) yang bermanfaat untuk mengkoordinasikan pemikiran dan idenya dengan peristiwa tertentu ke dalam pemikirannya sendiri. Pada dasarnya perkembangan kognitif anak ditinjau dari karakteristiknya sudah sama dengan kemampuan kognitif orang dewasa. Namun masih ada keterbatasan kapasitas dalam mengkoordinasikan pemikirannya. Pada periode ini anak baru mampu berfikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang konkret.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong>4. Tahap formal-operasional (11-dewasa)</strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pada periode ini seorang remaja telah memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik secara simultan maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitif yaitu :</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kapasitas menggunakan hipotesis; kemampuan berfikir mengenai sesuatu khususnya dalam hal pemecahan masalah dengan menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang dia respons dan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak; kemampuan untuk mempelajari materi-materi pelajaran yang abstrak secara luas dan mendalam.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dengan menggunakan hasil pengukuran tes inteligensi yang mencakup General Information and Verbal Analogies, Jones dan Conrad (Loree dalam Abin Syamsuddin M, 2001) menunjukkan bahwa laju perkembangan inteligensi berlangsung sangat pesat sampai masa remaja, setelah itu kepesatannya berangsur menurun.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Puncak perkembangan pada umumnya tercapai di penghujung masa remaja akhir. Perubahan-perubahan amat tipis sampai usia 50 tahun, dan setelah itu terjadi plateau (mapan) sampai dengan usia 60 tahun selanjutnya berangsur menurun.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dengan berpatokan kepada hasil tes IQ, Bloom (1964) mengungkapkan prosentase taraf perkembangan sebagai berikut :</div><table border="1" cellpadding="1" cellspacing="1" class="MsoNormalTable"><tbody>
<tr> <td style="padding: 0 5.4pt; width: 1in;" width="96"> <div style="font-size: 10pt; text-align: center;">Usia</div></td> <td style="padding: 0 5.4pt; text-align: center; width: 1in;" width="96">Perkembangan</td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0 5.4pt; width: 1in;" width="96">1 tahun</td> <td style="padding: 0 5.4pt; width: 1in;" width="96">Sekitar 20 %</td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0 5.4pt; width: 1in;" width="96">4 tahun</td> <td style="padding: 0 5.4pt; width: 1in;" width="96">Sekitar 50 %</td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0 5.4pt; width: 1in;" width="96">8 tahun</td> <td style="padding: 0 5.4pt; width: 1in;" width="96">Sekitar 80 %</td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0 5.4pt; width: 1in;" width="96">13 tahun</td> <td style="padding: 0 5.4pt; width: 1in;" width="96">Sekitar 92 %</td></tr>
</tbody></table></div>Endy Nugrohohttp://www.blogger.com/profile/13326727034536074246noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6705609695428823841.post-67248363751212088252011-05-18T00:48:00.003-07:002011-05-18T00:48:39.568-07:00Perkembangan Kepribadian Individu-Erikson<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;">Meskipun kepribadian seseorang itu relatif konstan, namun dalam kenyataannya sering ditemukan bahwa perubahan kepribadian dapat dan mungkin terjadi, terutama dipengaruhi oleh faktor lingkungan dari pada faktor fisik. Erikson dalam Nana Syaodih Sukmadinata, 2005 mengemukakan tahapan perkembangan kepribadian dengan kecenderungan yang bipolar:<span id="more-529"></span></div><div style="text-align: center;"><img alt="perkembangan kepribadian" border="0" height="200" src="http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/02/perkembangan.jpg?w=640&h=200" /></div><ol style="text-align: justify;"><li>Masa bayi (<em>infancy</em>) ditandai adanya kecenderungan<em> trust </em>– <em>mistrust. </em>Perilaku bayi didasari oleh dorongan mempercayai atau tidak mempercayai orang-orang di sekitarnya. Dia sepenuhnya mempercayai orang tuanya, tetapi orang yang dianggap asing dia tidak akan mempercayainya. Oleh karena itu kadang-kadang bayi menangis bila di pangku oleh orang yang tidak dikenalnya. Ia bukan saja tidak percaya kepada orang-orang yang asing tetapi juga kepada benda asing, tempat asing, suara asing, perlakuan asing dan sebagainya. Kalau menghadapi situasi-situasi tersebut seringkali bayi menangis.</li>
<li>Masa kanak-kanak awal (<em>early childhood</em> ditandai adanya kecenderungan <em>autonomy</em> – <em>shame</em>, <em>doubt.</em> Pada masa ini sampai-batas-batas tertentu anak sudahbisa berdiri sendiri, dalam arti duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol sendiri tanpa ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak laindia ga telah mulai memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya.</li>
<li>Masa pra sekolah(<em>Preschool Age</em>) ditandai adanya kecenderungan <em>initiative – guilty</em>. Pada masa ini anak telah memiliki beberapa kecakapan, dengan kecakapan-kecakapan tersebut dia terdorong melakukan beberapa kegiatan, tetapi karena kemampuan anak tersebut masih terbatas adakalanya dia mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan tersebut menyebabkan dia memiliki perasaan bersalah, dan untuk sementara waktu dia tidak mau berinisatif atau berbuat.</li>
<li>Masa Sekolah (<em>School Age</em>) ditandai adanya kecenderungan <em>industry–inferiority. </em>Sebagai kelanjutan dari perkembangan tahap sebelumnya, pada masa ini anak sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya. Dorongan untuk mengatahui dan berbuat terhadap lingkungannya sangat besar, tetapi di pihak lain karena keterbatasan-keterbatasan kemampuan dan pengetahuannya kadang-kadang dia menghadapi kesukaran, hambatan bahkan kegagalan. Hambatan dan kegagalan ini dapat menyebabkan anak merasa rendah diri.</li>
<li>Masa Remaja (<em>adolescence</em>) ditandai adanya kecenderungan <em>identity – Identity Confusion</em>. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan–kecakapan yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitasdiri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada masing-masing anggota.</li>
<li>Masa Dewasa Awal (<em>Young</em> <em>adulthood</em>) ditandai adanya kecenderungan <em>intimacy</em> – <em>isolation</em>. Kalau pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan yang kuat dengan kelompok sebaya, namun pada masa iniikatan kelompok sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai selektif, dia membina hubungan yang intim hanya dengan orang-orang tertentu yang sepaham. Jadi pada tahap ini timbul dorongan untuk membentuk hubungan yang intim dengan orang-orang tertentu, dan kurang akrab atau renggang dengan yang lainnya.</li>
<li>Masa Dewasa (<em>Adulthood</em>) ditandai adanya kecenderungan <em>generativity</em> – <em>stagnation</em>. Sesuai dengan namanya masa dewasa, pada tahap ini individu telah mencapai puncak dari perkembangan segala kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup banyak, sehingga perkembangan individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan dan kecakapan individu sangat luas, tetapi dia tidak mungkin dapat menguasai segala macam ilmu dan kecakapan, sehingga tetap pengetahuan dan kecakapannya terbatas. Untuk mengerjakan atau mencapai hal – hal tertentu ia mengalami hambatan.</li>
<li>Masa hari tua (S<em>enescence</em>)ditandai adanya kecenderungan <em>ego integrity</em> – <em>despair</em>. Pada masa ini individu telah memiliki kesatuan atau intregitas pribadi, semua yang telah dikaji dan didalaminya telah menjadi milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang mendekati akhir. Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan dicapainya tetapi karena faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia seringkali mematahkan dorongan tersebut, sehingga keputusasaan acapkali menghantuinya.</li>
</ol><div style="text-align: justify;">Kedelapan tahapan perkembangan kepribadian dapat digambarkan dalam tabel berikut ini :</div><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; height: 228px; text-align: justify;"><tbody>
<tr> <td style="padding: 0 5.4pt; width: 50%;" valign="top" width="50%"> <div class="MsoNormal" style="text-align: center;">Developmental Stage</div></td> <td style="padding: 0 5.4pt; width: 58.16%;" valign="top" width="58%"> <div class="MsoNormal" style="text-align: center;">Basic Components</div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0 5.4pt; width: 50%;" valign="top" width="50%"> <div class="MsoNormal" style="text-align: center;">Infancy</div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">Early childhood</div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">Preschool age</div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">School age</div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">Adolescence</div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">Young adulthood</div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">Adulthood</div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">Senescence</div></td> <td style="padding: 0 5.4pt; width: 50%;" valign="top" width="50%"> <div class="MsoNormal" style="text-align: center;">Trust vs Mistrust</div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">Autonomy vs Shame, Doubt</div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">Initiative vs Guilt</div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">Industry vs Inferiority</div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">Identity vs Identity Confusion</div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">Intimacy vs Isolation</div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">Generativity vs Stagnation</div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;">Ego Integrity vs Despair</div></td></tr>
</tbody></table></div>Endy Nugrohohttp://www.blogger.com/profile/13326727034536074246noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6705609695428823841.post-76863765596813137262011-05-18T00:48:00.001-07:002011-05-18T00:48:11.196-07:00Tahapan Perkembangan Keagamaan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;">Dengan melalui pertimbangan fungsi afektif, kognitif, dan konatifnya, pada saat-saat tertentu, individu akan meyakini dan menerima tanpa keraguan bahwa di luar dirinya ada sesuatu kekuatan yang maha Agung yang melebihi apa pun, termasuk dirinya. Penghayatan seperti itu disebut pengalaman keagamaan (religious experience) (Zakiah Darajat, 1970). <span id="more-530"></span>Brightman (1956) menjelaskan bahwa penghayatan keagamaan tidak hanya sampai kepada pengakuan atas kebaradaan-Nya, namun juga mengakui-Nya sebagai sumber nilai-nilai luhur yang abadi yang mengatur tata kehidupan alam semesta raya ini. Oleh karena itu, manusia akan tunduk dan berupaya untuk mematuhinya dengan penuh kesadaran dan disertai penyerahan diri dalam bentuk ritual tertentu, baik secara individual maupun kolektif, secara simbolik maupun dalam bentuk nyata kehidupan sehari-hari.</div><div style="text-align: justify;">Abin Syamsuddin (2003) menjelaskan tahapan perkembangan keagamaan, beserta ciri-cirinya sebagai berikut :</div><div style="text-align: justify;">1. Masa Kanak-Kanak Awal</div><ul><li style="text-align: justify;">Sikap reseptif meskipun banyak bertanya</li>
<li style="text-align: justify;">Pandangan ke-Tuhan-an yang dipersonifikasi</li>
<li style="text-align: justify;">Penghayatan secara rohaniah yang belum mendalam</li>
<li style="text-align: justify;">Hal ke-Tuhan-an dipahamkan secara ideosyncritic (menurut khayalan pribadinya)</li>
</ul>2. Masa Kanak-Kanak Akhir<br />
<ul><li style="text-align: justify;">Sikap reseptif yang disertai pengertian</li>
<li style="text-align: justify;">Pandangan ke-Tuhan-an yang diterangkan secara rasional</li>
<li style="text-align: justify;">Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam, melaksanakan kegiatan ritual diterima sebagai keharusan moral.</li>
</ul>3. Masa Remaja Awal<br />
<ul><li style="text-align: justify;">Sikap negatif disebabkan alam pikirannya yang kritis melihat realita orang – orang beragama yang hypocrit (pura-pura)</li>
<li style="text-align: justify;">Pandangan ke-Tuhan-an menjadi kacau, karena beragamnya aliran paham yang saling bertentangan</li>
<li style="text-align: justify;">Penghayatan rohaniahnya cenderung skeptik, sehingga banyak yang enggan melaksanakan ritual yang selama ini dilakukan dengan penuh kepatuhan</li>
</ul>4.<a href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/" title="Perkembangan Keagamaan Individu"> Masa Remaja Akhir</a><br />
<ul><li style="text-align: justify;">Sikap kembali ke arah positif, bersamaan dengan kedewasaan intelektual bahkan akan agama menjadi pegangan hidupnya</li>
<li style="text-align: justify;"> Pandangan ke-Tuhan-an dipahamkannya dalam konteks agama yang dianut dan dipilihnya.</li>
<li style="text-align: justify;">Penghayatan rohaniahnya kembali tenang setelah melalui proses identifikasi dan merindu puja, ia dapat membedakan antara agama sebagai doktrin atau ajaran manusia</li>
</ul>http://akhmadsudrajat.wordpress.com </div>Endy Nugrohohttp://www.blogger.com/profile/13326727034536074246noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6705609695428823841.post-36113180987257344932011-05-18T00:47:00.002-07:002011-05-18T00:47:36.847-07:00Tentang Perkembangan Karier Individu<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Perkembangan karier sangat erat kaitannya dengan pekerjaan seseorang. Keberhasilan seseorang dalam suatu pekerjaan bukanlah sesuatu yang diperoleh secara tiba-tiba atau secara kebetulan, namun merupakan suatu proses panjang dari tahapan perkembangan karier yang dilalui sepanjang hayatnya, mulai dari usaha memperoleh kesadaran karier, eksplorasi karier, persiapan karier hingga sampai pada penempatan kariernya. <br />
<span id="more-684"></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tylor & Walsh (1979) menyebutkan bahwa kematangan karier individu diperoleh manakala ada kesesuaian antara perilaku karier dengan perilaku yang diharapkan pada umur tertentu. Adapun yang dimaksud dengan perilaku karier yaitu segenap perilaku yang ditampilkan individu dalam usaha menyiapkan masa depan untuk memperoleh kematangan kariernya.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Selanjutnya, berkenaan dengan tahapan perkembangan karier, Zunker (Popon Sy. Arifin,1983) mengemukakan lima tahapan perkembangan karier individu, sebagaimana tampak dalam tabel berikut:</div><table border="1" cellpadding="1" cellspacing="1" class="MsoNormalTable"><tbody>
<tr> <td> <div class="MsoNormal" style="margin-right: .15pt; text-align: center;">Tahap</div></td> <td> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 5.4pt; text-align: center;">Ciri-Ciri</div></td> <td> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 5.4pt; text-align: center;">Usia</div></td> </tr>
<tr> <td> <div class="MsoNormal" style="margin-right: .15pt; text-align: center;">Growth</div></td> <td> <div class="MsoNormal" style="margin: 0 3.6pt .0001pt 3.45pt;">Development of capacity, attitudes, interest, and needs associated with self concept</div></td> <td> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 5.4pt; text-align: center;">(birth -14 or 15)</div></td> </tr>
<tr> <td> <div class="MsoNormal" style="margin-right: .15pt; text-align: center;">Exploratory</div></td> <td> <div class="MsoNormal" style="margin: 0 3.6pt .0001pt 3.45pt;">Tentative phase in which choices are narrowed but not finalized</div></td> <td> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 5.4pt; text-align: center;">(15 – 24)</div></td> </tr>
<tr> <td> <div class="MsoNormal" style="margin-right: .15pt; text-align: center;">Establishment</div></td> <td> <div class="MsoNormal" style="margin: 0 3.6pt .0001pt 3.45pt;">Trial and stabilization trhough work experiences</div></td> <td> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 5.4pt; text-align: center;">(25 – 44)</div></td> </tr>
<tr> <td> <div class="MsoNormal" style="margin-right: .15pt; text-align: center;">Maintenance</div></td> <td> <div class="MsoNormal" style="margin: 0 3.6pt .0001pt 3.45pt;">A continual adjustment process to improve working position and situation</div></td> <td> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 5.4pt; text-align: center;">(45 – 64)</div></td> </tr>
<tr> <td> <div class="MsoNormal" style="margin-right: .15pt; text-align: center;">Decline</div></td> <td> <div class="MsoNormal" style="margin: 0 3.6pt .0001pt 3.45pt;">Preretirement consideration, work out put, and eventual retirement.</div></td> <td> <div class="MsoNormal" style="margin-left: 5.4pt; text-align: center;">(65 – …)</div></td></tr>
</tbody></table></div>Endy Nugrohohttp://www.blogger.com/profile/13326727034536074246noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6705609695428823841.post-18969673148343988892011-05-18T00:47:00.000-07:002011-05-18T00:47:06.109-07:00Konsep Dasar Perkembangan Individu<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;"><strong>oleh : Akhmad Sudrajat</strong></div><div style="text-align: justify;"><strong>1. Apa perkembangan individu itu?</strong></div><div style="text-align: justify;"><img alt="konsep perkembangan individu" border="0" class="alignnone size-medium wp-image-2591" height="100" src="http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/02/perkembangan.jpg?w=640&h=100" style="float: left; margin: 0 10px 10px 0;" />Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan – perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.<span id="more-531"></span></div><div style="text-align: justify;"><strong>2. Apa yang dimaksud dengan sistematis ?</strong></div><div style="text-align: justify;">Sistematis adalah bahwa perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara satu bagian dengan bagian lainnya, baik fisik maupun psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Contoh : kemampuan berbicara seseorang akan sejalan dengan kematangan dalam perkembangan intelektual atau kognitifnya. Kemampuan berjalan seseorang akan seiring dengan kesiapan otot-otot kaki. Begitu juga ketertarikan seorang remaja terhadap jenis kelamin lain akan seiring dengan kematangan organ-organ seksualnya.</div><div style="text-align: justify;"><strong>3. Apa yang dimaksud dengan progresif ?</strong></div><div style="text-align: justify;">Progresif berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif (fisik) mapun kualitatif (psikis). Contoh : perubahan proporsi dan ukuran fisik (dari pendek menjadi tinggi dan dari kecil menjadi besar); perubahan pengetahuan dan keterampilan dari sederhana sampai kepada yang kompleks (mulai dari mengenal huruf sampai dengan kemampuan membaca buku).</div><div style="text-align: justify;"><strong>4. Apa yang dimaksud dengan berkesinambungan ?</strong></div><div style="text-align: justify;">Berkesinambungan artinya bahwa perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan. Contoh : untuk dapat berdiri, seorang anak terlebih dahulu harus menguasai tahapan perkembangan sebelumnya yaitu kemampuan duduk dan merangkak.</div><div style="text-align: justify;"><strong>5. Apa ciri-ciri perkembangan individu?</strong></div><div style="text-align: justify;">Perkembangan individu mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut :</div><div style="text-align: justify;">1. Terjadinya perubahan dalam aspek :</div><ul style="text-align: justify;"><li>Fisik; seperti : berat dan tinggi badan.</li>
<li>Psikis; seperti : berbicara dan berfikir.</li>
</ul><div style="text-align: justify;">2. Terjadinya perubahan dalam proporsi.</div><ul style="text-align: justify;"><li>Fisik; seperti : proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya.</li>
<li>Psikis; seperti : perubahan imajinasi dari fantasi ke realistis.</li>
</ul><div style="text-align: justify;">3. Lenyapnya tanda-tanda yang lama.</div><ul style="text-align: justify;"><li>Fisik; seperti: rambut-rambut halus dan gigi susu, kelenjar thymus dan kelenjar pineal.</li>
<li>Psikis; seperti : lenyapnya masa mengoceh, perilaku impulsif.</li>
</ul><div style="text-align: justify;">4. Diperolehnya tanda-tanda baru.</div><ul style="text-align: justify;"><li>Fisik; seperti : pergantian gigi dan karakteristik sex pada usia remaja, seperti kumis dan jakun pada laki dan tumbuh payudara dan menstruasi pada wanita, tumbuh uban pada masa tua.</li>
<li>Psikis; seperti berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berkaitan dengan sex, ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral dan keyakinan beragama.</li>
</ul><div style="text-align: justify;"><strong>6. Apa prinsip-prinsip perkembangan inidividu?</strong></div><div style="text-align: justify;">Prinip- prinsip perkembangan individu, yaitu :</div><ol style="text-align: justify;"><li>Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti.</li>
<li>Semua aspek perkembangan saling berhubungan.</li>
<li>Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.</li>
<li>Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas.</li>
<li>Setiap individu normal akan mengalami tahapan perkembangan.</li>
<li>Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu.</li>
<li>Bagaimana pola atau arah perkembangan inidividu?</li>
</ol><div style="text-align: justify;">Arah atau pola perkembangan sebagai berikut :</div><ol style="text-align: justify;"><li>Cephalocaudal & proximal-distal (perkembangan manusia itu mulai dari kepala ke kaki dan dari tengah (jantung, paru dan sebagainya) ke samping (tangan).</li>
<li>Struktur mendahului fungsi.</li>
<li>Diferensiasi ke integrasi.</li>
<li>Dari konkret ke abstrak.</li>
<li>Dari egosentris ke perspektivisme.</li>
<li>Dari outer control ke inner control.</li>
</ol><div style="text-align: justify;"><strong>8. Bagaimana tahapan-tahapan perkembangan individu?</strong></div><div style="text-align: justify;">Dalam berbagai literatur kita dapati berbagai pendekatan dalam menentukan tahapan perkembangan individu, diantaranya adalah pendekatan didaktis. Dalam hal ini, Syamsu Yusuf (2003) mengemukakan tahapan perkembangan individu dengan menggunakan pendekatan didaktis, sebagai berikut :</div><div style="text-align: justify;"><strong>Masa Usia Pra Sekolah</strong></div><div style="text-align: justify;">Masa Usia Pra Sekolah terbagi dua yaitu (1) Masa Vital dan (2) Masa Estetik</div><ol style="text-align: justify;"><li><em>Masa Vital</em>; pada masa ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar pada tahun pertama dalam kehidupan individu , Freud menyebutnya sebagai masa oral (mulut), karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan belajar.Pada tahun kedua anak belajar berjalan sehingga anak belajar menguasai ruang, mulai dari yang paling dekat sampai dengan ruang yang jauh. Pada tahun kedua umunya terjadi pembiasaan terhadap kebersihan. Melalui latihan kebersihan, anak belajar mengendalikan impuls-impuls atau dorongan-dorongan yang datang dari dalam dirinya.</li>
<li><em>Masa Estetik</em>; dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Anak bereksplorasi dan belajar melalui panca inderanya. Pada masa ini panca indera masih sangat peka.</li>
</ol><div style="text-align: justify;"><strong>Masa Usia Sekolah Dasar</strong></div><div style="text-align: justify;">Masa Usia Sekolah Dasar disebut juga masa intelektual, atau masa keserasian bersekolah pada umur 6-7 tahun anak dianggap sudah matang untuk memasuki sekolah. Masa Usia Sekolah Dasar terbagi dua, yaitu : (a) masa kelas-kelas rendah dan (b) masa kelas tinggi.</div><div style="text-align: justify;">Ciri-ciri pada masa kelas-kelas rendah(6/7 – 9/10 tahun) :</div><ol style="text-align: justify;"><li>Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.</li>
<li>Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.</li>
<li>Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.</li>
<li>Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.</li>
<li>Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.</li>
<li>Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.</li>
</ol><div style="text-align: justify;">Ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi (9/10-12/13 tahun) :</div><ol style="text-align: justify;"><li>Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.</li>
<li>Amat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.</li>
<li>Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.</li>
<li>Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.</li>
<li>Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi sekolahnya.</li>
<li>Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.</li>
</ol><div style="text-align: justify;"><strong>Masa Usia Sekolah Menengah</strong></div><div style="text-align: justify;">Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja, yang terbagai ke dalam 3 bagian yaitu :</div><ol style="text-align: justify;"><li><em>masa remaja awal</em>; biasanya ditandai dengan sifat-sifat negatif, dalam jasmani dan mental, prestasi, serta sikap sosial,</li>
<li><em>masa remaja madya</em>; pada masa ini mulai tumbuh dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya. Pada masa ini sebagai masa mencari sesuatu yang dipandang bernilai, pantas dijunjung dan dipuja.</li>
<li><em>masa remaja akhir</em>; setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapai masa remaja akhir dan telah terpenuhi tugas-tugas perkembangan pada masa remaja, yang akan memberikan dasar bagi memasuki masa berikutnya yaitu masa dewasa.</li>
</ol><div style="text-align: justify;"><strong>Masa </strong><strong>Usia Kemahasiswaan (18,00-25,00 tahun)</strong></div><div style="text-align: justify;">Masa ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal atau dewasa madya, yang intinya pada masa ini merupakan pemantapan pendirian hidup.</div><div style="text-align: justify;"><strong>9. Apa tugas perkembangan individu itu?</strong></div><div style="text-align: justify;">Havighurst (1961) mengemukakan bahwa : “ A<em> developmental task is a task which arises at or about a certain period in the life of the individual, succesful achievement of which leads to his happiness and to success with later task, while failure leads to unhappiness in the individual, disaproval by society, difficulty with later task.</em></div><div style="text-align: justify;"><strong>10. Tugas perkembangan apa yang harus dicapai pada masa bayi dan kanak-kanak awal (0,0–6.0) ?</strong></div><div style="text-align: justify;">Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa bayi dan kanak – kanak awal (0,0–6.0) adalah :</div><ol style="text-align: justify;"><li>Belajar berjalan pada usia 9.0 – 15.0 bulan.</li>
<li>Belajar memakan makan padat.</li>
<li>Belajar berbicara.</li>
<li>Belajar buang air kecil dan buang air besar.</li>
<li>Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.</li>
<li>Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.</li>
<li>Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.</li>
<li>Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain.</li>
<li>Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk dan pengembangan kata hati.</li>
</ol><div style="text-align: justify;"><strong>11. Tugas perkembangan apa yang harus dicapai pada masa kanak-kanak akhir dan anak sekolah (6,0-12.0)?</strong></div><div style="text-align: justify;">Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa kanak – kanak akhir dan anak sekolah (0,0–6.0) adalah :</div><ol style="text-align: justify;"><li>Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.</li>
<li>Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.</li>
<li>Belajar bergaul dengan teman sebaya.</li>
<li>Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.</li>
<li>Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.</li>
<li>Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.</li>
<li>Mengembangkan kata hati.</li>
<li>Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.</li>
<li>Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.</li>
</ol><div style="text-align: justify;"><strong>12. Tugas perkembangan apa yang harus dicapai pada masa remaja (12,0-21.0)?</strong></div><div style="text-align: justify;">Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa remaja (21,0–21.0) adalah :</div><ol style="text-align: justify;"><li>Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.</li>
<li>Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.</li>
<li>Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.</li>
<li>Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.</li>
<li>Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.</li>
<li>Memilih dan mempersiapkan karier.</li>
<li>Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.</li>
<li>Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara.</li>
<li>Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.</li>
<li>Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam berperilaku.</li>
</ol><div style="text-align: justify;"><strong>13. Tugas perkembangan apa yang harus dicapai pada Masa Dewasa Awal (21 – dst) ?</strong></div><div style="text-align: justify;">Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa dewasa awal (21,0–dst) adalah :</div><ol style="text-align: justify;"><li>Memilih pasangan.</li>
<li>Belajar hidup dengan pasangan.</li>
<li>Memulai hidup dengan pasangan.</li>
<li>Memelihara anak.</li>
<li>Mengelola rumah tangga.</li>
<li>Memulai bekerja.</li>
<li>Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.</li>
<li>Menemukan suatu kelompok yang serasi.</li>
</ol>http://akhmadsudrajat.wordpress.com </div>Endy Nugrohohttp://www.blogger.com/profile/13326727034536074246noreply@blogger.com